1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Cina Mulai Jauhi Korea Utara

Esther Felden25 Januari 2013

Korea Utara mengumumkan ujicoba atom yang ketiga, sebagai reaksi atas sanksi PBB. Dengan sikap kerasnya, Pyongyang kini makin terisolasi. Bahkan Cina juga mulai mengambil jarak.

https://p.dw.com/p/17R5W
Foto: PEDRO UGARTE/AFP/Getty Images

Korea Utara seperti biasanya melontarkan retorika bernada agresif. Kementerian Luar Negeri Korea Utara melalui kantor berita resmi KCNA mengeluarkan pernyataan yang dibumbui dengan ancaman dan kecaman keras.

Ancaman itu terutama ditujukan kepada Amerika Serikat. Dalam pernyataan itu, rejim Korea Utara menerangkan akan melakukan ujicoba roket yang baru dan uji coba atom yang ketiga. Uji coba ini ditujukan pada ”musuh utama yaitu Amerika Serikat”.

Selanjutnya disebutkan, Korea Utara merasa terpaksa untuk menghadapi Amerika Serikat tidak hanya dengan kata-kata, melainkan juga dengan demonstrasi kekuatan. Sebelumnya, hari Rabu (23/01) Dewan Keamanan PBB dengan suara bulat menyetujui sanksi yang lebih berat terhadap Pyongyang.

Korea Utara menyebut Dewan Keamanan PBB sebagai ”boneka AS”. Resolusi yang dikeluarkan oleh PBB merupakan ”fase yang paling berbahaya dari politik bermusuhan yang dilancarkan terhadap Republik Rakyat Korea.” Demikian keterangan resmi dari Korea Utara menanggapi sanksi PBB yang diprakarsai oleh Amerika Serikat dan Korea Selatan.

Uji coba atom ketiga

Sejak beberapa lama para ahli di Amerika Serikat dan Korea Selatan beranggapan, Korea Utara memang sedang mempersiapkan ujicoba atom yang baru. Pada prinsipnya, yang kurang adalah keputusan resmi dari Pyongyang, demikian disampaikan seorang jurubicara di Kementerian Pertahanan Korea Selatan di Seoul.

Gedung Pusat PBB di New York
Gedung Pusat PBB di New YorkFoto: Getty Images/AFP

Rejim Korea Utara pertama kali melakukan ujicoba atom tahun 2006. Tiga tahun kemudian dilakukan ujicoba yang kedua. Pada waktu itu, Dewan Keamanan PBB sudah mengancam akan memperketat sanksi. Sejak tahun 2008, perundingan yang disebut sebagai konsultasi enam negara menemui jalan buntu. Yang terlibat dalam pembicaraan itu adalah kedua negara Korea ditambah dengan Cina, Jepang, Rusia dan Amerika Serikat.

Karena politik yang dijalankannya, rejim Korea Utara sekarang makin terisolasi di kalangan internasional. Secara tradisional, hanya negara tetangga Cina yang mau mendukung Korea Utara selama ini. Tapi di Dewan Keamanan, Cina sekarang menyetujui sanksi yang lebih ketat terhadap Korea Utara. Ini tentu kenyataan yang sangat mengecewakan bagi rejim yang terisolasi itu, demikian penilaian ahli Korea Utara Eric Ballbach dari Freie Universität Berlin. ”Sekalipun persetujuan dari Cina datang setelah perundingan yang sangat lama,” kata dia.

Sebelumnya Cina hanya setuju untuk mengeluarkan pernyataan yang mengecam tapi bersifat tidak mengikat. Pertengahan tahun lalu, Cina dikritik masyarakat internasional karena dianggap telah melanggar sanksi yang dijatuhkan terhadap Korea Utara. ”Ini yang mungkin merupakan tekanan bagi Beijing, sehingga akhirnya menyetujui sanksi-sanksi baru terhadap Korea Utara”, demikian Ballbach.

Nordkorea Missile Tests
Korea Utara unjuk kekuatan untuk jawab sanksi baru PBB.Foto: Ed Jones/AFP/Getty Images

Cina mengubah sikap

Setelah Korea Utara mengeluarkan pernyataan ancaman militer terbaru, Cina memperingatkan negara tetangganya agar lebih menahan diri. Semua pihak diharapkan agar ”menghindari segala tindakan yang bisa mempertajam konflik di kawasan ini”. Demikian disampaikan seorang jurubicara Kementerian Luar Negeri di Beijing hari Kamis (24/01).

Pengamat Korea dari Universitas Fudan di Shanghai, Cai Jian menerangkan kepada Deutsche Welle, tentu saja pemerintah Cina berusaha membujuk Korea Utara agar tidak melakukan ujicoba atom baru. Tapi ia ragu apakah hal itu akan berhasil. ”Pengalaman di masa lalu menunjukkan, imbauan-imbauan seperti itu tidak punya dampak, dan pengaruh Cina terhadap Korea Utara sebenarnya sangat terbatas”.

Pengamat Korea Utara dari Berlin, Erich Ballbach, juga tidak melihat alasan untuk optimis. Tentu saja Cina sangat penting bagi Korea Utara dalam sektor ekonomi. ”Tapi berlanjutnya program nuklir menunjukkan, rejim Korea Utara tidak terlalu percaya pada sekutunya. Korea Utara punya konsep bahwa segala bentuk pengaruh dari luar adalah negatif. Ini berlaku juga bagi Cina.”

Menurut Cai Jian, nada agresif yang datang dari Korea Utara membuat posisi Cina jadi sulit. Jika negara itu melakukan ujicoba nuklir untuk ketiga kalinya, maka Cina akan berhadapan dengan ”pilihan politik yang sangat sulit”.

Cina dan Korea Utara memang merupakan sekutu, namun Cina juga harus memperhatikan Amerika Serikat dan Korea Selatan. Jika Korea Utara terus melakukan provokasi militer, maka ”Cina akan bersatu dengan masyarakat internasional dan memberlakukan sanksi yang lebih ketat untuk menekan Pyongyang”, demikian Cai Jian.