1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

060110 China Afrika

6 Januari 2010

Barat mengkhawatirkan posisinya sebagai investor terbesar di benua Afrika tergeser oleh upaya Cina berekspansi di Afrika. Sementara pemerintah negara-negara Afrika menyambut baik keterlibatan Cina di benuanya.

https://p.dw.com/p/LMQY
Pedagang Cina di NigeriaFoto: AP

Cina berjanji akan membangun jalan yang menghubungkan Afrika Selatan dengan wilayah utara Afrika. Atase ekonomi kedutaan Cina di Kenya, Shao Wie Jian, menuturkan, investasi kami terutama di infrastruktur. Jalanan, pelabuhan, perumahan. Inilah hal-hal mendasar bagi negara Afrika untuk mengembangkan ekonominya.

Pemerintah Cina mengucurkan investasi sebanyak 26 milyar dolar AS di Afrika. Hal ini tentunya disambut baik oleh negara-negara Afrika, demikian tutur Ngozi Okonjo-Iweala dari Bank Dunia. Ngozi Okonjo-Iweala, dana yang kami butukan untuk membangun infrastruktur sebanyak 48 hingga 49 milyar dolar AS setiap tahun.

Namun tidak hanya itu usaha Cina di Afrika. Produk-produk buatan Cina melanda benua Afrika. Barang elektronik, perkakas pertukangan, bahkan kantong plastik dan kaos, semuanya buatan Cina. Seorang pemilik pabrik tenun dari Zambia, Chris Mutongo mengeluhkan produk Cina merusak industri tekstil Afrika. Chris Mutongo, barang-barang dari Cina sangat murah. Saya heran, bagaimana bisa harganya lebih murah daripada produk kami di dalam negeri?

Kalangan pengamat menyebutnya sebagai pendudukan penjajah kuning. Pengusaha Cina mengirimkan produk jadi ke Afrika, sedangkan Afrika menyuplai Cina dengan bahan mentah. Mantan duta besar Uganda di Cina, Philipp Idre menceritakan, bahwa Cina mengimpor minyak, tembaga, bijih besi atau intan dalam jumlah yang luar biasa besar. Tapi itu bukan eksploitasi, tegas Idre, semua negara hanya tertarik pada bahan mentah untuk kebutuhannya sendiri. AS membeli bagian terbesar minyak dan hasil tambang Afrika. Saya tidak tahu, darimana datangnya ketakutan ini, Cina akan menghabiskan semua kekayaan alam.

Sejak pergantian abad, kapasitas perdagangan antara Afrika dan Cina meningkat sepuluh kalinya menjadi 100 milyar dolar AS. Atase ekonomi Cina Shao Wei Jian mengatakan, bahwa Cina membawa teknologi baru ke Afrika sekaligus memberikan pelatihan pada pekerja Afrika. Setelahnya, mereka dapat mengeksploitasi sendiri sumber daya yang dimilikinya.

Sedangkan pekerja Afrika mengeluh, bahwa upah yang mereka peroleh sangat sedikit dan pengusaha Cina melalaikan peraturan keamanan. Itupun, kalau mereka mendapat pekerjaan.

Berbeda dengan pemerintah negara-negara Afrika. Mereka ingin mempertahankan pengusaha Cina di Afrika. Dengan alasan, pemerintah Cina sangat murah hati memberikan bantuan pembangunan, kredit dan penghapusan hutang. Sekaligus menjanjikan akan membatasi keuntungan perdagangannya. Dengan bertambahnya satu saingan dalam perebutan sumber kekayaan Afrika, maka posisi benua itu dalam perundingan di tingkat internasional semakin kuat. Pakar Cina dari Kenya, Firoze Manji menyebut kekhawatiran barat sebagai kemunafikan semata.Firoze Manji, pertama, barat memaksakan kami menerapkan ekonomi pasar. Tetapi kalau kalah, barat mulai mengomel. Ini menyedihkan sekali."

Linda Staude / Andriani Nangoy

Editor: Agus Setiawan