1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Cina Serukan Damai di Sudan Selatan

Rizki Nugraha6 Januari 2014

Cina mendesak kedua pihak yang bertikai di Sudan Selatan agar menghentikan aksi kekerasan sebelum memulai dialog. Sementara Presiden Sudan, Omar Bashir hari ini bertolak ke Juba buat mendorong kelancaran perundingan

https://p.dw.com/p/1AllT
Konflikt im Südsudan Regierungssoldaten 25.12.2013
Foto: Samir Bol/AFP/Getty Images

Pemerintah Cina untuk pertamakalinya bersuara terkait konflik yang berkecamuk di Sudan Selatan. Dalam kunjungannya di Addis Abeba, Ethiopia, Menteri Luar Negeri, Wang Yi menyerukan keduabelah pihak menyepakati damai.

"Posisi Cina sangat jelas," kata Yi, "pertama-tama kami menyerukan penghentian segera semua bentuk aksi kekerasan." Cina berkepentingan sebagai negara terbesar yang mengimpor minyak dari Sudan Selatan. Kawasan kaya minyak di negara bagian Jonglei saat ini berada di tangan pemberontak.

Sebelumnya Presiden Sudan Omar al-Bashir berniat mengintervensi konflik di Sudan Selatan menyusul macetnya perundingan damai antara dua pihak yang bertikai.

Bashir Senin (06/01/14) dikabarkan bertolak ke arah Juba untuk bertemu dengan Presiden Salva Kiir dan perwakilan pemberontak yang dipimpin bekas Wakil Presiden Sudan Selatan Riek Machar.

Perundingan langsung sedianya digelar di sebuah hotel mewah di ibukota Ethiopia, Addis Abeba. Namun alotnya perundingan seputar pembebasan tahanan politik yang loyal terhadap pemberontak membuat kedua pihak menunda pertemuan lanjutan. "Kami tidak bisa yakin 100 persen perundingan akan kembali dimulai hari ini," kata Hussein mar Nyuot, juru bicara delegasi pemberontak pada Senin (06/01/13) pagi.

Al-Bashir berniat mendorong kedua pihak untuk mempercepat jalannya perundingan. Saat ini konflik di Sudan Selatan yang telah berlangsung selama lebih dari tiga pekan itu sudah mengakibatkan jatuhnya sekitar 1000 korban jiwa dan 200.000 pengungsi.

Pertempuran di Bor

Sejauh ini kelompok pemberontak belum menarik diri dari kota Bor yang cuma berjarak 120 kilometer dari ibukota Juba. Akhir pekan lalu militer Sudan Selatan melancarkan operasi militer guna merebut kembali kota yang kaya minyak itu.

Pertempuran berkecamuk Sabtu (04/01/13) malam antara kedua kelompok. Saksi mata mengatakan suara ledakan yang disambut rentetan senjata terdengar sepanjang malam. Pasukan pemerintah mendapat pukulan telak ketika seorang perwira tinggi militer yang dekat dengan Presiden Kiir dikabarkan tewas tertembak.

Pasukan pemberontak merebut kota Bor cuma beberapa hari menjelang perundingan dimulai. Kota itu dinilai strategis karena menjadi gerbang ke negara bagian Jonglei yang kaya minyak. Pemimpin pemberontak, Riek Machar, diyakini ingin memperkuat posisi tawar dengan menduduki Bor.

Pembebasan Tahanan Politik

Äthiopien Südsudan Gespräche in Addis Abeba Verhandlungsdelegation
Delegasi perundingan damai Sudan Selatan di ibukota Ethiopia, Addis AbebaFoto: Reuters

Sementara itu Menteri Luar Negeri AS John Kerry mewanti-wanti kedua pihak agar berlaku damai, "Saya kira kita semua merasa bertanggungjawab untuk mencegah pecahnya perang saudara dan konflik etnis, atau memaksakan resolusi politik dengan cara kekerasan," katanya di Yerusalem.

Amerika Serikat berperan besar mengakhiri perang saudara yang telah berlangsung selama beberapa dekade di kawasan. Sudan Selatan secara damai memisahkan diri dari Sudan tahun 2011 silam. Kerry mendesak agar Presiden Kiir melepaskan tahanan politik yang loyal terhadap Machar agar perundingan bisa berlangsung.

Menteri Informasi Sudan Selatan Michael Makuei Lueth menyikapi desakan Kerry dengan hati-hati. Menurutnya pembebasan tahanan politik bisa menjadi preseden buruk buat masa depan negeri itu. Kendati begitu ia tidak menutup kemungkinan, "Kami tidak berkata tidak akan melepaskan mereka. Tapi mekanismenya harus sesuai hukum yang berlaku," katanya datar.


rzn/yf (ap,dpa,rtr)