1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Couscous Masuk Daftar Warisan Budaya Takbenda UNESCO

Seerat Chabba
17 Desember 2020

Aljazair, Maroko, Tunisia, dan Mauritania yang mengusung hidangan couscous, akhirnya mendapatkan tempat di daftar Warisan Budaya Takbenda PBB. Keberhasilan tersebut mendapat pujian sebagai contoh kerjasama internasional.

https://p.dw.com/p/3mq6v
Kuskus, hidangan khas di sejumlah negara Timur Tengah
Foto: Antonio Gravante/chromorange/picture alliance

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada hari Rabu (16/12) menambahkan hidangan couscous ke daftar Warisan Budaya Takbenda.

Terlepas dari beberapa perbedaan, Aljazair, Maroko, Tunisia, dan Mauritania bergabung mengusung kecintaan hidangan mereka dan mendaftarkannya ke UNESCO. Selain couscous, terdapat tarian Budima Zambia, destival kuda dan anggur Spanyol, budaya jajanan Singapura, dan pendatang baru lainnya dalam daftar warisan takbenda UNESCO.

"Tradisi menentukan kami. Perbedaan kami tidak penting, kami adalah satu. Pengetahuan, praktik, dan tradisi yang terkait dengan persiapan dan konsumsi couscous baru saja tertulis di daftar warisan takbenda," kata badan PBB itu di media sosial.

Memberikan selamat kepada keempat negara tersebut, UNESCO menyebutnya sebagai "contoh kerja sama internasional."

"Ini adalah kesempatan untuk merayakan budaya, merayakan keberagaman dan terutama untuk merayakan semua hal yang menyatukan kita," tambahnya.

Selain terbuat dari gandum, couscous juga bisa dibuat menggunakan jagung atau millet yang ditumbuk menjadi semolina. Kemudian digulung menjadi bola-bola kecil, direndam, dan dikukus berulang kali.

Meskipun rasanya hambar, couscous disajikan dengan berbagai makanan lezat lainnya seperti semur pedas, daging, ikan, atau sayuran, yang membuat hidangan tersebut semakin nikmat.

Couscous juga biasa disebut seksu, kusksi, atau kseksu yang merupakan makanan pokok di sejumlah negara, dan kerap kali disamakan dengan nasi atau mi di beberapa negara Asia.

(ha/rap)