1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Dakwaan Terhadap Pelaku Bom Boston Diajukan

28 Juni 2013

Dua bulan lebih setelah serangan teror di Boston, Dzokhar Tsarnaev resmi diajukan ke pengadilan. Ia dituduh membunuh 4 orang dan menggunakan senjata pemusnah massal.

https://p.dw.com/p/18y2K
This file photo provided Friday, April 19, 2013 by the Federal Bureau of Investigation shows Boston Marathon bombing suspect Dzhokhar Tsarnaev.
Dschochar Zarnajew Boston MarathonFoto: picture-alliance/AP

Tim juri yang terdiri dari 30 orang mengajukan seluruhnya 30 butir dakwaan, demikian dilaporkan kejaksaan di Boston. Ada 17 butir dakwaan yang memuat pidana mati atau penjara seumur hidup

Dzokhar Tsarnaev yang berusia 19 tahun bersama kakaknya Tamerlan, 26 tahun, dituduh meledakkan dua bom rakitan pada saat acara marathon di Boston. Serangan pertengahan April itu menewaskan tiga orang dan melukai 260 orang lainnya. Ketika melarikan diri, mereka menembak mati seorang polisi.

Polisi berhasil mengidentifikasi kedua pelaku melalui rekaman video dan melakukan pengejaran. Tamerlan tewas dalam aksi tembak-menembak dengan polisi. Dzokhar yang menderita luka berat menyerahkan diri setelah dikepung.

Cukup Bukti

Menurut tim juri, bukti-bukti yang dikumpulkan sudah cukup untuk mengajukan dakwaan. Sidang pengadilan akan dimulai 10 Juli mendatang dengan pembacaan berkas dakwaan.

Dzokhar Tsarnaev dituduh bersama kakaknya merencanakan aksi serangan bom sekitar bulan Februari. Mereka kemudian meletakkan dua bom rakitan di tengah penonton marathon Boston dekat garis finish dan meledakannya.

Polisi berhasil mengindentifikasi kedua pelaku dan akhirnya mempublikasi foto mereka. Keduanya lalu mengambil bahan-bahan peledak dan senjata lalu naik mobil ke kampus Universitas MIT. Di sana mereka menembak mati seorang polisi. Setelah itu, mereka menculik sebuah mobil dan pengemudinya.

Setelah sanderanya melarikan diri, Tamerlan dan Dzokhar terlibat tembak-menembak dengan polisi. Mereka melempar empat bahan peledak kepada polisi. Dzokhar kemudian melarikan diri dengan mobil dan menabrak kakaknya yang tergeletak di jalan. Ia lalu bersembunyi di sebuah perahu motor yang disimpan di halaman belakang sebuah rumah. Setelah dikepung polisi, ia menyerahkan diri.

Menjadi Radikal

Menurut keterangan polisi, bersaudara Tsarnaev beraksi tanpa bantuan dari orang lain. Motif keduanya adalah aksi balas dendam atas misi Amerika Serikat di Afghanistan dan di Irak. Tamerlan Tsarnaev pernah melakukan perjalanan enam bulan ke Kaukasus. Menurut aparat keamanan AS, ia kemungkinan menjadi radikal selama perjalanan itu.

Ketika bersembunyi dari kejaran polisi di Watertown dekat Boston, Dzokhar Tsarnaev sempat menulis tentang aksinya dan menyebutnya sebagai pembalasan atas aksi militer di Irak dan Afghanistan.

Menteri Kehakiman AS Eric Holder menjelaskan, berkas dakwaan setebal 74 halaman itu adalah hasil kerjasama banyak lembaga. "Ini menunjukkan tekad tegas kami, untuk menuntut pertanggung jawaban dari siapa saja yang mengancam rakyat Amerika dan mencoba meneror kota-kota kami", katanya.

hp/vlz (afp, dpa)