1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Debat Suriah di Dewan HAM PBB

29 Februari 2012

Dewan Hak Asasi Manusia PBB dalam sebuah resolusi akan mengecam keras Suriah dan mendesak Assad untuk setidaknya mengijinkan organisasi bantuan mendapat akses menolong warga Suriah.

https://p.dw.com/p/14C7w
The name place sign of Syria is pictured on the country's desk at the U.N. Human Rights Council before the emergency debate on human rights and humanitarian situation in Syria, at the United Nations in Geneva February 28, 2012. Syria called on Tuesday for countries to stop "inciting sectarianism and providing arms" to opposition forces in the country, and charged that sanctions imposed by some countries were preventing Damascus from buying medicines and fuel. Picture taken with a fisheye lens. REUTERS/Denis Balibouse (SWITZERLAND - Tags: POLITICS)
Dewan Hak Asasi Manusia PBB di Jenewa SwissFoto: Reuters

Menjelang pemungutan suara yang direncanakan Kamis (01/03) besok, di antara 47 anggota Dewan HAM PBB terlihat isolasi semakin besar. Rusia akan memberikan suara menolak untuk setiap teks resolusi bagi Suriah, demikian diumumkan wakil menteri luar negeri Rusia Gatilov. Dari jalannya proses perdebatan selama ini, selain Rusia kemungkinan besar Cina, Kuba dan Iran juga akan menolak resolusi tersebut.

Usulan resolusi yang datang dari Jerman, Qatar, Kuwait, Arab Saudi dan Turki akan mengecam keras rezim Assad. Rezim itu melalui pasukannya, dituduh melakukan pembunuhan kejam, pembunuhan demonstran, penganiayaan dan kekerasan seksual. Selain itu rezim di Damaskus diminta menghentikan semua serangan terhadap warga sipil dan memungkinkan bantuan humaniter bagi warga yang menderita. Komisaris Hak Asasi Manusia PBB Navi Pillay: “Siapapun yang melakukan kekejaman semacam itu di Suriah, harusnya mengerti bahwa kami tidak dapat berdiam diri begitu saja melihat pelakunya tidak mendapat hukuman.“

U.N. High Commissioner for Human Rights Navi Pillay addresses the 19th session of the Human Rights Council at the United Nations in Geneva February 27, 2012. REUTERS/Denis Balibouse (SWITZERLAND - Tags: POLITICS HEADSHOT)
Navi PillayFoto: Reuters

Penentang resolusi bagi Suriah melihat dalam formulasi tersebut upaya menemukan landasan moral untuk memungkinkan pembenaran tindakan militer terhadap Suriah.

Harapan Anggota HAM PBB Sirna

Menjelang perdebatan masalah Suriah di Dewan Hak Asasi Manusia PBB, diplomat barat sempat berharap, ada kemungkinan bahwa Duta Besar Suriah untuk PBB di Jenewa Khabbaz Hamoui, melepaskan diri dari rezim di Damaskus dan setuju untuk menerima resolusi tersebut. Seperti yang dilakukan duta besar Libya, ketika sidang istimewa Dewan Hak Asasi PBB membahas situasi Libya, sekitar satu tahun lalu. Ini mendorong tercapai konsensus disahkannya resolusi dewan hak asasi PBB untuk Libya.

Tapi duta besar Suriah Hamoui menghapus semua harapan tersebut. Ia menuduh mayoritas Dewan Hak Asasi Manusia mendukung oposisi dengan senjata, menyulut perpecahan di kalangan warga Suriah dan dengan berbagai sanksi, menghalangi pemerintah Assad untuk mengurus rakyat yang menderita. Hamoui mengatakan, semua perdebatan itu hanya aksi berkomplot memusuhi Suriah. Kemudiah Duta Besar Suriah itu meninggalkan ruang sidang.

Syrian ambassador to the United Nations Faysal Khabbaz Hamoui listens to a speech at the U.N. Human Rights Council during the emergency debate on human rights and humanitarian situation in Syria, at the United Nations in Geneva February 28, 2012. Syria called on Tuesday for countries to stop "inciting sectarianism and providing arms" to opposition forces in the country, and charged that sanctions imposed by some countries were preventing Damascus from buying medicines and fuel. REUTERS/Denis Balibouse (SWITZERLAND - Tags: POLITICS HEADSHOT TPX IMAGES OF THE DAY)
Faisal Khabbaz HamouiFoto: Reuters

Perdebatan masalah Suriah di Dewan Hak Asasi Manusia PBB dipicu sebuah laporan komisi penyidikan independen. Laporan yang dipublikasikan pekan lalu menuduh rezim di Damaskus melakukan pelanggaran kemanusiaan. Dalam laporan itu Komisi Penyidikan juga menyebut nama Presiden Assad dan empat anggota clan keluarganya.

Andreas Zumach/Dyan Kostermans

Editor: Hendra Pasuhuk