1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Dekrit Morsi Tetap Berlaku

27 November 2012

Presiden Mesir menghadapi protes massal setelah dekrit kontroversial yang memberikannya kekuasaan hampir tanpa batas. Ini krisis paling pelik bagi Morsi setelah menjabat sebagai presiden Juni lalu.

https://p.dw.com/p/16qYa
Foto: picture-alliance/dpa

Selasa (27/11), bentrokan sempat terjadi antara polisi dan demonstran di dekat lapangan Tahrir di Kairo. Para aktivis mendirikan tenda-tenda di sana jelang reli massal yang direncanakan. "Kami akan bertahan di Tahrir, hingga Morsi membatalkan deklarasinya," ujar salah seorang demonstran, Ahmed Fahmy kepada kantor berita AFP. Rencana demonstrasi diumumkan, sehari setelah Presiden Mesir Mohammed Morsi bertemu dengan para hakim dan jaksa dalam upaya meredam kemarahan warga.

Morsi bersikeras teruskan dekrit

Setelah pertemuan tersebut, Morsi bertahan dengan dekrit kontroversialnya. "Tidak ada perubahan akan deklarasi konstitusional," ujar juru bicara kepresidenan Yasser Ali kepada wartawan. Tapi ia menambahkan, Morsi akan menjelaskan, bahwa keputusan yang tidak bisa diganggu gugat hanyalah tema yang berkaitan dengan "otoritas dirinya". Ali juga menegaskan, bahwa dekrit tersebut bersifat sementara.

Dalam sebuah pernyataan tertulis, ketua partai Kebebasan dan Keadilan, yang merupakan perpanjangan tangan politik dari Ikhwanul Muslimin, juga mengatakan pertemuan antara Morsi dan para hakim "membuahkan hasil". Tapi para hakim mengatakan, krisis belum usai. "Pertemuan gagal," ujar hakim Abdel Rahman Bahlul yang hadir dalam temu muka dengan Morsi. "Kami tidak bisa mengatakan, bahwa ini akhir dari krisis antara kehakiman dan kepresidenan," tambah hakim lain yang juga hadir, Ahmed Abdel Rahman.

Dekrit yang dikeluarkan Morsi menimbulkan tuduhan, bahwa ia mengambil alih kekuasaan ala diktator. Beberapa pengadilan berhenti bekerja sebagai bentuk protes dan para wartawan juga melakukan aksi mogok kerja.

VLZ/HP (afp, rtr)