1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

060511 Syrien Lage

6 Mei 2011

Diperkirakan lebih dari 20 orang tewas dalam aksi demonstrasi di berbagai kota di Suriah, tertembak aparat keamanan. Kota Damaskus diblokade. Beberapa hari ke belakang, sejumlah orang ditangkap.

https://p.dw.com/p/11B39
Demonstran Suriah memukul poster Presiden Bashar al Assad dengan sepatu.
Demonstran Suriah memukul poster Presiden Bashar al Assad dengan sepatu.Foto: AP

Rezim Suriah bertindak dengan tangan besi. Di Homs, panser menyusuri jalanan kota. Di Bandias, Rastan, dan sejumlah kota lainnya, hari Jumat (6/5), serdadu dan anggota satuan khusus berjaga-jaga dan menembaki sebagian demonstran. Korban berjatuhan, tewas atau cedera. Hingga berita ini diturunkan para aktivis HAM Suriah melaporkan sudah lebih dari 22 orang meninggal dunia akibat bentrokan antara para demonstran dan aparat keamanan dalam demonstrasi di seluruh negeri.

Aksi protes juga digelar di Damaskus yang sebelumnya relatif tenang. Namun skala demonstrasi di ibukota relatif kecil. Dalam demonstrasi di Damaskus aparat menangkap aktivis anti pemerintah, Riad Seif. Seif pernah memenangkan penghargaan HAM internasional di kota Weimar, Jerman.

Siapapun yang Tampak Mencurigakan Ditangkap

Syrien Proteste Aleppo 1
Poster propaganda di Aleppo, SuriahFoto: Mona Naggar

Berbeda dengan hari Jumat sebelumnya, kali ini di Daraa hampir tidak ada demonstrasi. Warga berkirim kabar hanya lewat layanan pesan singkat. Keberadaan tentara dan agen dinas rahasia yang berkeliaran di jalan membuat warga tidak berani keluar rumah.

Beberapa hari lalu dinas rahasia menangkapi siapa saja yang terlihat mencurigakan. Aktivis HAM memperkirakan jumlahnya berkisar 800 hingga 10000. Ada saja alasan yang dipakai untuk menuding sesorang.

Seorang aktivis anti pemerintah mengatakan, "Agen dinas rahasia bekerja dengan pasal karet berupa ancaman terhadap keamanan negara. Tidak ada definisi yang jelas, apa yang seharusnya konkret. Mereka ingin membiarkan kami dalam ketidakjelasan, apa yang diperbolehkan dan apa yang tidak."

Peraturan Baru Tapi Lama

Presiden Suriah Bashar al Assad dalam suatu upacara peletakan karangan bunga.
Presiden Suriah Bashar al Assad dalam suatu upacara peletakan karangan bunga.Foto: dapd

Presiden Bashar Assad sebelumnya memang sudah mencabut undang-undang darurat perang yang sebelumnya berlaku sejak 1963. Namun hal itu tidak mengubah situasi nyatanya. Aparat keamanan memiliki kekuasaan di atas hukum, terutama dinas rahasia.

Aktivis HAM Walid Saffor berpendapat, "Hukum darurat negara memang sudah dicabut, tapi ada peraturan penggantinya, yang disebut peraturan anti teror. Mereka berkilah peraturan itu sesuai dengan standar internasional. Tapi itu tipuan belaka. Peraturan yang baru malah lebih buruk dari peraturan lama."

Di beberapa negara tetangga seperti Libanon, Israel dan Yordania, aksi demonstrasi berkepanjangan di Suriah dipandang dengan perasaan campur aduk. Memang hanya sedikit simpati untuk Bashar al Assad, tapi ia cukup berpengaruh terutama dalam bidang politik luar negeri. Siapa yang akan datang padanya? Begitu pertanyaan sejumlah pihak. Gerakan protes dari berbagai kalangan kini bersatu. Tapi hingga kini belum tampil tokoh yang menonjol sebagai pemimpinnya.

Felix de Cuveland/rtr/Luky Setyarini

Editor: Rizki Nugraha