1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Demonstran Thailand Tumpahkan Darah ke Gedung Pemerintah

16 Maret 2010

Sekitar 275 liter darah ditumpahkan ke enam pintu masuk gedung pemerintah di Bangkok. Kelompok pendukung bekas PM Thaksin Shinawatra menuntut pemilihan baru.

https://p.dw.com/p/MUBQ
Biksu Thailand turut sumbangkan darah sebagai aksi protesFoto: AP

Para demonstran di Thailand telah menumpahkan darah mereka sendiri ke halaman di luar gedung utama pemerintah di Bangkok sebagai simbol pengorbanan dan usaha menekan pemerintah untuk memenuhi tuntutan mereka akan diadakannya pemilihan baru. Sebelumnya, ratusan pendukung bekas perdana menteri Thailand Thaksin Shinawatra mengantri untuk menawarkan darah mereka sebagai bagian dari aksi protes. Mereka menamakan diri mereka 'Baju Merah'. Pimpinan 'Baju Merah' Veera Musikapong adalah pendukung pertama yang menyumbangkan darahnya. Ia mengatakan, darah ini adalah sebuah persembahan sesaji untuk menunjukkan cinta dan ketulusan kepada bangsa Thailand. Kelompok 'Baju Merah' menganggap pemerintah yang sekarang ini tidak sah dan gagal membantu kaum miskin. Salah seorang pendukung Thaksin menyerukan protesnya dan mengatakan, bahwa rakyat ingin Thaksin kembali ke Thailand karena Thaksin membantu orang miskin di seluruh Thailand. Tidak begitu halnya dengan pemerintah ini. Mereka tidak membantu orang miskin. Pemerintah hanya membantu orang kaya.

Demonstrasi yang telah berlangsung dari Jumat (12/3) lalu ini, dikhawatirkan akan berubah menjadi aksi kekerasan. Apalagi dengan adanya aksi penumpahan darah tersebut. Jaran Ditthapichai, salah seorang penggalang demonstrasi mengatakan, kedua belah pihak sadar akan konsekuensi tersebut. "Jika pemerintah memutuskan untuk membubarkan demonstran dengan kekerasan, maka kerusuhan akan terjadi. Tetapi kami tidak akan memulainya. Kami tahu jika kami memulainya, maka kami akan kalah."

Aksi kekerasan sebenarnya telah terjadi Senin kemarin. Dua tentara cidera di markas militer dekat Bangkok setelah sebuah granat dilemparkan dari kendaraan. Pemerintah mengatakan mereka telah menangkap beberapa orang tersangka. Lebih dari 35 ribu pasukan keamanan dikerahkan untuk mengawasi situasi keamanan selama aksi demonstrasi masih berlangsung. Juru bicara pemerintah Panitan Wattanayagorn menjelaskan, bahwa mereka cukup yakin bisa menangani keamanan semua orang yang tinggal di Thailand. Untuk memastikannya, mereka telah mengamankan sekelompok kecil orang yang bisa menimbulkan kerusuhan saat demontrasi berjalan.

Tidak hanya masalah keamanan yang menjadi kekhawatiran pemerintah Thailand saat ini. Pemerintah mengkhawatirkan masalah kesehatan dari aksi pengambilan darah yang terjadi hari ini. Menteri Kesehatan Thailand Jurin Laksanawisit mengatakan, para pakar khawatir para demonstran bisa tertular penyakit akibat dari penggunaan jarum yang tidak benar saat pengambilan darah. Tetapi pihak penggalang aksi tersebut menegaskan, prosedurnya aman. Satu jarum hanya akan digunakan pada satu orang. Weng Tojilakarn, salah seorang demonstran yang juga seorang dokter menjelaskan, bahwa mereka menyediakan tiga tenda untuk penyumbangan darah. Pihak yang melakukan pengambilan darah adalah dokter, perawat, atau tenaga ahli yang datang kesana secara sukarela.

VLZ/HP/rtr/afp