1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Demonstrasi di Beirut

2 Desember 2006

Ribuan orang turun ke jalan-jalan di ibukota Libanon, Beirut. Pendukung partai oposisi dan Hisbullah menyerbu pusat kota.

https://p.dw.com/p/CIxF
Jalan-jalan di Beirut dipenuhi demonstran pro Suriah
Jalan-jalan di Beirut dipenuhi demonstran pro SuriahFoto: AP

Di sana Pemimpin Partai Syiah, Hassan Nasrallah, memulai potes masal melawan pemerintah pro Barat Jum’at (01/12) siang. Sebelulmnya, dalam sebuah pidato singkat di televisi, Nasrallah kembali memperjelas posisinya dan para sekutunya.

"Rakyat Libanon yang terhormat, pemerintahan ini sudah memerintah lebih dari satu tahun, ia membuat pernyataan yang berlebih-lebihan dan juga memberikan janji-janji penting. Tetapi waktu menunjukkan, bahwa ini adalah pemerintahan yang lemah. Pemerintahan ini tidak memenuhi janji-janjinya dan juga tidak meraih prestasi apa pun."

Pidato ini sudah menunjukkan efeknya Kamis (30/11) malam di Beirut. Ratusan pendukung Hisbullah menyerbu jalan-jalan di ibukota Libanon dengan mobil. Mereka mengibarkan bendera kuning partainya. Dan mobil-mobil yang mereka tumpangi dihias dengan foto Hassan Nasrallah.

Aksi blokade duduk di sekitar kedudukan pemerintah di Beirut Jum’at (01/12) kemarin berlangsung lebih tenang. Para organisator dari pihak oposisi menyerukan kepada pendukungnya agar hanya membawa bendera Libanon. Mereka harus meninggalkan bedera dan lambang partai mereka yang pro Suriah.

Di lapangan-lapangan di pusat kota Beirut banyak dibangun tenda-tenda. Generator listrik dan WC yang dapat dipindah-pindahkan diharapkan dapat membuat ribuan demonstran yang menginginkan jatuhnya pemerintahan Fuad Siniora bertahan lama di sana. Dalam pidatonya, pemimpin Hisbullah Nasralah menjanjikan protes massal yang tenang dan berada.

"Kami mengundang kalian semua dari seluruh penjuru Libanon, pengikut agama apa pun. Berdemostrasi lah tentang segala perbedaan pendapat dengan cara yang damai dan beradab. Kita akan menunjukkan kepada dunia, apa yang kita pikir dan kita akan melakukan hal ini dengan damai dan politis. Itu lah pilihan kita."

Situasi keamanan di sekitar Grand Serail, kantor Perdana Menteri Siniora, tampak tegang. Panser militer berpatroli disana, pasukan khusus siap siaga. Secara keseluruhan sekitar 20.000 prajurit diharapkan akan menjaga ketanangan dan ketertiban di Beirut. Pemimpin angkatan bersenjata telah memperjelas, bahwa mereka akan menumpas segala kerusuhan yang bersifat kekerasan sampai ke akarnya. Hisbullah juga diwakili oleh petugas keamanan mereka sendiri. Dikatakan, ribuan anggota pertahanan rakyat yang terorganisir dengan baik akan mengatur ketertiban.

Perdana menteri Siniora tidak berpikir untuk mengabulkan tuntutan pihak oposisi, yaitu diberikan kekuatan lebih di pemerintahan. Ia juga tidak akan membiarkan protes ini menekannya, seperti yang ia katakan dalam pidatonya di radio. Ia juga menyinggung dominasi Suriah selama tiga abad di Libanon dan bahwa pemerintahannya akan berjuang agar tidak kembali kepada situasi itu. Para pendukung Siniora menduga, Hisbullah dan sekutunya mendapat tugas dari Suriah untuk mendestabilisasi Libanon.