1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Deteksi Sakit Kuning pada Bayi Prematur

Gudrun Heise27 November 2013

60 persen bayi baru lahir bisa terkena penyakit kuning. Untuk mengujinya, darah diambil dari tumit bayi. Pada bayi prematur, pengambilan darah bisa berakibat fatal. Peneliti mengembangkan alat khusus tanpa tes darah.

https://p.dw.com/p/1AOwn
Foto: picture-alliance/dpa

Bayi yang dilahirkan terlalu dini beratnya kadang hanya 800 hingga 1000 gram. Beberapa ukurannya begitu kecil, hingga muat di atas telapak tangan. Bayi dianggap prematur jika dilahirkan sebelum minggu kehamilan ke 37 dengan berat badan kurang dari 2500 gram.

Sakit kuning pada bayi bukan hal aneh

Beberapa jam setelah dilahirkan, sekitar 60 persen semua bayi yang baru dilahirkan punya kecenderungan penyakit kuning. Ini karena, jika setelah kelahiran, kandungan warna empedu bilirubin yang diproduksi banyak terbentuk sel darah baru dan sel darah lama disisihkan. Nilai bilirubin dalam darah yang terlalu tinggi akan menyebabkan kulit berwarna kekuningan.

Sekitar 60 persen bayi yang baru lahir mengalaminya. Diagnosa ini diperoleh usai mengambil darah pada tumit bayi, usai dilahirkan. Nilai bilirubin berlebihan pada bayi baru lahir yang sehat akan berkurang dengan sendirinya usai beberapa hari.

Bayi prematur sangat sensitif

80 bayi yang dilahirkan prematur terkena sakit kuning. Mereka bereaksi lebih sensitif dan harus ditangani dengan lebih berhati-hati. Ilmuwan dari Amerika meneliti bagaimana otak dari bayi prematur berkembang dan mendapati bahwa luka pada kulit sekecil apa pun bisa mengganggu pertumbuhan otak.

Medica 2013 Evena Medical Ikterus Messgerät
Alat ukur kadar bilirubin bagi bayi prematurFoto: Messe Duesseldorf/ctillmann

Bilirubin akan tetap tersimpan di bagian tertentu otak. Dampaknya bisa sangat buruk, jelas Arun Ramachandran dari Wales. Ia seorang Neonatologe yang berspesialisi pada ilmu kedokteran bayi yang baru lahir. "Bayi bisa mengalami masalah motorik, kemampuan melihat dan mendengar berkurang, dan pada kondisi terparah bisa mengalami kernikterus, kerusakan sistem saraf pusat."

Bisa tanpa tusukan

Alternatif pemeriksaan dengan pengambilan darah adalah metode transkutan. Alat ukur khusus untuk itu sejak beberapa waktu sudah ada di pasaran. Oktober tahun ini versi yang lebih baru, JM-105, bisa digunakan untuk mengukur bilirubin pada bayi prematur.

Inken Schröter, manajer produk perusahaan Dräger, menjelaskan keunggulan JM-105. "Pengambilan darah sangat menyakitkan bagi bayi dan menyulitkan rumah sakit. Alat ini bisa menentukan dengan cepat dan mudah nilai bilirubin. Hanya jika nilainya sangat tinggi, baru darah diambil untuk memastikannya. Dengan ini, pengambilan darah yang sebenarnya tidak perlu bisa dihindarkan."

Nilai bilirubin bisa langsung dicatat

Alat ini bentuknya mirip termometer digital untuk mengukur suhu badan. JM-105 disentuhkan pada dahi atau dada pasien. Hasilnya bisa langsung dibaca. Sehingga waktu menunggu hasil pemeriksaan laboratorium tidak diperlukan lagi. Bahkan alat bisa disambungkan langsung ke komputer dan dengan demikian tercatat pada data pasien seketika.

Arun Ramachandran menguji coba alat sejenis dengan model yang lebih lama di sebuah klinik di Wales. Hasilnya, "pengukuran digital berarti stres bagi orangtua dan anak berkurang. Ancaman bahaya bahwa bayi di klinik bisa tertular penyakit juga berkurang drastis." Ini metode menjanjikan untuk mengetahui kadar bilirubin pada bayi yang baru lahir tanpa harus menusukkan jarum ke tubuhnya.