1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
Kesehatan

Deteksi Varian Baru Corona, Korsel Percepat Vaksinasi

28 Desember 2020

Varian baru virus corona dari Inggris yang lebih cepat menular, kini telah menyebar hingga Korea Selatan. Dengan adanya temuan baru tersebut pemerintah di Seoul berkomitmen akan mempercepat upaya vaksinasi.

https://p.dw.com/p/3nGgN
Potret pengambilan tes usap salah seorang murid Korea Selatan di Seoul
Foto: Getty Images/AFP/E. Jones

Kasus varian baru virus corona dari Inggris telah merebak hingga Korea Selatan (Korsel). Badan Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea, KDCA, melaporkan ada tiga orang yang terjangkit varian baru virus tersebut. Mereka sekeluarga tinggal di London dan tiba di Korsel pada 22 Desember lalu.

Kini ketiganya telah ditempatkan di ruang isolasi sejak dinyatakan positid COVID-19 saat tiba di Seoul.

Jenis varian baru virus corona muncul pada awal bulan ini di Inggris dan telah menjangkau beberapa negara Eropa, Kanada, Yordania dan Jepang. Varian baru virus corona yang dikhawatirkan para ahli lebih cepat menular ini, mendorong lebih dari 50 negara untuk memberlakukan pembatasan perjalanan dari Inggris.

Korsel juga termasuk negara yang telah melarang penerbangan dari Inggris hingga akhir tahun. Pengumuman itu dikeluarkan ketika gelombang ketiga virus corona melanda negara itu, dengan mayoritas kasus berasal dari wilayah Seoul. Meski tindakan jaga jarak diberlakukan lebih ketat, kasus harian di Seoul beberapa kali naik menjadi lebih dari 1.000 pada bulan ini. 

Vaksinasi segera dilakukan

Secara keseluruhan, KDCA melaporkan 808 kasus baru pada Minggu tengah malam (27/12), jumlah kasus terendah sejak angka infeksi tertinggi 1.241 dicatat pada hari Jumat (25/12).

Pihak berwenang mengingatkan bahwa penurunan tersebut mungkin terjadi karena kurangnya pengujian yang dilakukan selama akhir pekan dan hari libur Natal. Mereka juga akan memperpanjang aturan jaga jarak sosial hingga awal Januari mendatang.

Pemerintah Korsel menghadapi kritik domestik yang meningkat atas pengadaan dan rencana peluncuran vaksin yang baru akan dimulai pada kuartal pertama tahun depan. Pihak yang mengkritik merasa vaksinasi Korsel membutuhkan waktu terlalu lama di saat beberapa negara lain telah memulai program vaksinasi.

Pandangan negatif dari lamanya pelaksanaan vaksinasi adalah salah satu alasan utama yang mendorong peringkat ketidaksetujuan terhadap kebijakan Presiden Moon Jae-in ke level tertinggi, yakni hampir 60%, kata jajak pendapat Realmeter pada hari Senin (28/12).

Para pejabat di pemerintahan berjanji akan mempercepat upaya vaksinasi virus corona, saat negara itu pada Senin (28/12) mengumumkan telah mendeteksi kasus pertama dari varian baru virus corona yang berasal dari Inggris.

Kementerian Keamanan Makanan dan Obat mengumumkan pada hari Minggu (27/12) bahwa regulator akan mempersingkat waktu yang diperlukan untuk menyetujui vaksin dan masa perawatan dari rata-rata 180 hari menjadi hanya 40 hari.

Proses persetujuan tambahan untuk distribusi dan penjualan vaksin, yang biasanya memakan waktu beberapa bulan, akan dipersingkat menjadi sekitar 20 hari, kata kementerian itu.

Pekerja medis dan warga lanjut usia akan mulai menerima vaksin pada Februari, kata Kepala Staf Kepresidenan Noh Young-min. "Pemerintah sedang melakukan semua upaya untuk memajukan kerangka waktu ini dan juga membuat kemajuan," katanya.

ha/pkp (AFP, Reuters)