1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
Sosial

Dewan Muslim Jerman Ingatkan Umat Jaga Jarak Salat di Masjid

2 Oktober 2020

Ketua Dewan Muslim Jerman Aiman Mazyek menyarankan umat Muslim agar tidak salat di masjid dulu. Kalaupun harus ke masjid wajib taati aturan corona secara ketat dan jaga jarak.

https://p.dw.com/p/3jJbR
Aiman Mayzek, Ketua Dewan Muslim Jerman
Aiman Mayzek, Ketua Dewan Muslim Jerman, Zentralrat der Muslime in Deutschland -ZMDFoto: picture-alliance/NurPhoto/E. Contini

Keputusan Dewan Muslim Jerman, ZMD, untuk menutup masjid pada masa kritis pandemi corona bulan-bulan lalu bukan keputusan mudah, tulis Aiman Mazyek di majalah "Politik und Kultur" edisi terbaru. Namun keputusan itu dibuat melalui konsultasi dengan kalangan ulama. Dewan Muslim bahkan sudah memutuskan untuk menutup masjid, sebelum pemerintah Jerman menetapkan kebijakan penutupan rumah ibadah.

Saat ini, rumah-rumah ibadah di Jerman sudah dibuka kembali untuk umat beragama. Namun Aiman Mazyek menyarankan agar umat muslim tetap salat di rumah dulu. Kalau memang perlu ke masjid, hal itu harus dilakukan dengan memperhatikan aturan jarak aman dan aturan corona. Dia juga mengingatkan para pengurus masjid untuk memberlakukan aturan higiene dan kesehatan yang ketat di kalangan masjid.

Aiman Mazyek menulis, Nabi Muhammad sendiri pernah mengatakan, "Jika kalian mendengar tentang wabah-wabah di suatu negeri, maka janganlah kalian memasukinya. Tetapi jika terjadi wabah di suatu tempat kalian berada, maka janganlah kalian meninggalkan tempat itu," sebagaimana tertulis dalam Hadits Riwayat Bukhari dan Muslim.

Jadi Nabi Muhammad sendiri menunjukkan, bahwa pandemi tidak hanya bisa dihadapi dengan sekedar berdoa saja, melainkan juga dengan menaati aturan-aturan fisik, kata Aiman Mazyek. Doa dan aturan fisik adalah suatu kesatuan untuk meredam wabah penyakit, dan harus dipertimbangkan secara keseluruhan.

Salat Jumat di masjid utama kota Köln
Salat Jumat di masjid utama kota KölnFoto: Ditib/Ercüment Aydin

Jaga jarak dan aturan corona adalah pembatasan sementara

Penutupan masjid memang merupakan pembatasan hak dasar warga untuk menjalankan ibadahnya, tulis Aiman Mazyek. Namun ini adalah pembatasan yang bersifat sementara. Hal itu juga sudah dilakukan saat ibadah puasa tahun ini, di mana buka puasa tidak bisa dilakukan seperti biasanya di masjid atau dalam acara besar.

Pembatasan sementara bukan sesuatu yang pertama kali dilakukan. Karena di masa lalu pun, banyak pandemi yang mengakibatkan pembatalan ibadah haji atau salat bersama di masjid. Namun kebijakan itu harus dilihat sebagai ujian, sekaligus kemenangan atas wabah penyakit.

Masa pandemi corona dari kacamata umat beragama harus dilihat sebagai masa perjuangan, sekaligus memenuhi kewajiban sebagai warga negara. Penutupan masjid atau pembatasan salat di masjid bukanlah larangan untuk berdoa atau beribadah, melainkan suatu peluang menjadikan rumah kita sendiri sebagai tempat ibadah, tulis Ketua Dewan Muslim Jerman itu.

Banyak masjid perlu sumbangan dan solidaritas umat

Aiman Mazyek juga mengingatkan, bahwa di masa corona banyak masjid menghadapi kesulitan keuangan. Dia menyerukan agar umat membuka hati dan dompetnya dan menyumbang dana, sekaligus menyerukan pada pemerintah Jerman untuk memberikan bantuan pada institusi-institusi agama, yang punya peran penting dalam kehidupan sosial warga.

Institusi agama adalah elemen penting yang menyediakan banyak sarana bagi kesehatan badan dan jiwa serta kedamaian hati, tulis Aiman Mazyek. Banyak usaha sosial yang sehari-hari dijalankan di lingkungan masjid dan gereja.

Institusi agama sejak lama punya konsep teruji dalam melayani kebutuhan sosial umatnya. Relevansi institusi agama tidak pernah sepenting saat ini, ketika warga menghadapi masa-masa sulit di tengah pandemi corona.

"Bagi umat beragama, perlindungan kehidupan adalah salah satu tujuan tertinggi. Jika kita semua bertindak dengan penuh tanggung jawab, menjaga semangat solidaritas, dan bersikap waspada, maka kita akan berhasil", tulis Aiman Ayzek.

hp/vlz (KNA)