1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Dewan Syuro Muktamar NU Tetapkan 9 Ulama Jadi Ahwa

Hendra Pasuhuk5 Agustus 2015

Anggota Dewan Syuro Nahdlatul Ulama (NU) menetapkan 9 kiai sepuh menjadi anggota forum Ahwa. Forum ini yang akan memilih Rais Aam sebagai pimpinan tertinggi NU. Kaum Muda NU menyerahkan hasil musyawarah kepada PBNU.

https://p.dw.com/p/1GAPf
Nahdlatul Ulama Kongress Meeting 2015
Foto: Getty Images/AFP/Adek Berry

Sebanyak 496 Rais Syuriah Nahdlatul Ulama (NU) diminta menyerahkan usulan nama-nama calon ulama yang akan menjadi anggota forum musyawarah mufakat yang disebut ahlul halli wal aqdi (Ahwa). Sembilan kiai yang mendapat suara terbanyak kemudian ditetapkan masuk dalam forum Ahwa.

Inilah sembilan nama kiai sepuh yang menduduki peringkat teratas:

KH Makruf Amin, Jakarta, (313 suara)
KH Nawawi Abdul Jalil, Pasuruan, Jatim (302)
TGH Turmudzi Badruddin, NTB (298)
KH Kholilul Rahman, Martapura, Kalsel (273)
KH Dimyati Rais, Jateng (236)
KH Ali Akbar Marbun, Sumatra Utara (246)
KH Maemun Zubeir, Jateng (156)
KH Makhtum Hannan, Jabar (142)
KH Mas Subadar, Pasuruan Jatim (135)

(sumber: NU Online)

Setelah terpilih, para kiai sepuh itu akan bersidang untuk memilih Rais Aam PBNU yang akan memimpin NU periode 2015-2020. Proses pemilihan itu rencananya akan dilaksanakan hari Rabu ini (05/08) mulai pukul 20.00 WIB.

Kriteria khusus

Khatib Syuriah PBNU KH Yahya Chlolil Staquf mengatakan, sembilan ulama itu bukan ulama biasa. Mereka adalah ulama yang dianggap mumpuni dari segi keilmuan, karisma, dan kemasyhuran serta kemampuannya dalam bidang agama Islam.

"Tiga kriteria khusus di antaranya memahami ilmu syariat Islam secara mendalam atau faqih, menjaga sikap, hati, dan martabatnya terhadap keputusan duniawi atau mutawarri, memiliki konsep manajemen organisasi dan kemampuan menjalankannya atau munadzim," katanya hari Rabu (05/08)

Prosedur serupa seperti pemilihan Ahwa ini akan digunakan juga untuk menetapkan pengurus NU di tingkat cabang dan ranting di seluruh Indonesia.

Peserta Muktamar NU ke-33 di Jombang juga akan memilih Ketua Umum PBNU dengan sistem voting. Hasil musyawarah mufakat forum Ahwa akan disampaikan pada sidang pleno pemilihan pimpinan PBNU yang digelar malam ini di arena utama Muktamar ke-33 NU di alun-alun Jombang.

Hasil musyawarah Kaum Muda NU

Hasil dari Musyawarah Kaum Muda NU yang berlangsung di Universitas Wahab Chasbullah Jombang, 2-3 Agustus 2015, diserahkan kepada PBNU untuk bisa dibahas dalam Muktamar ke-33 di Jombang.

Musyawarah kaum muda yang diadakan di sela-sela Muktamar dengan tema "Kaum Muda NU dan Tantangan di Masa Depan". Diikuti oleh sekitar 2.000 kaum muda dari berbagai penjuru. Banyak peserta berpartisipasi dengan kontribusi sendiri, karena tidak semua konsumsi disediakan penuh oleh panitia.

Agenda musyawarah kaum muda antara lain isu pendampingan masyarakat dalam berbagai konflik sumberdaya alam dan lingkungan serta rekonsiliasi dan resolusi konflik sosial dalam masyarakat.

Aktivis Front Nahdliyin Untuk Keadilan Sumber Daya Alam, Roy Murtadho mengatakan, agenda NU di masa depan adalah jihad melawan fundamentalisme agama dan pasar.

"NU ke depan harus turun dari langit dan kembali sebagai pelayan umat, tanpa pelayanan basis maka NU akan ditinggalkan umatnya," kata Roy Murthado. (Foto artikel: Umat NU di Jakarta menyambut Bulan Ramadan, Juni 2015)

hp/yf (NU Online, kompas, tempo)