1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Melihat Hologram Mumi di Museum Jerman

Cristina Burack
4 Juli 2018

Sebuah museum di negara bagian Niedersachsen, Jerman, mengubah cara pengunjung melihat mumi di museum selama ini. Pengunjung bisa juga melihat isi tubuh mumi dari sudut pandang lain.

https://p.dw.com/p/30mb8
Ausstellung "Ta-cheru. Eine Reise ins Innere der Mumie"
Foto: picture-alliance/dpa/H. Hollemann

Selama ini kebanyakan pengunjung melihat mumi di museum dengan posisi berbaring di dalam peti kaca. Mumi selalu terlihat memiliki lapisan dan kulit yang melekat erat pada tulang-belulang. Namun apa sebenarnya yang ada di balik lapisan itu, sedikit sekali orang yang pernah melihatnya.

Namun, mulai 30 Juni lalu, para pengunjung Museum Roemer und Pelizaeus di Hildesheim, Jerman, bisa melihat lebih jauh ke dalam tubuh mumi ketika mereka mengunjungi pameran bertajuk Ta-cheru: Eine Reise ins Innere der Mumie.

Dengan menggunakan teknologi tomografi komputer resolusi tinggi untuk memproduksi gambar digital, museum ini berhasil membuat gambar hologram 3D dari mumi. Dalam gambar tersebut, mumi dicitrakan mengambang di udara sehingga memungkinkan pengunjung melihatnya dari segala arah.

Teknologi ini bahkan memungkinkan pengunjung untuk melihat lebih jauh ke dalam setiap lapisan tubuh mumi. Setiap lapisan pembungkus dan pengikat tubuh mumi bisa dibuka untuk melihat lebih jauh ke lapisan kulit dan otot.

Dengan cara ini, satu per satu lapisan bisa dilihat dan menampakkan detil paling halus hingga akhirnya mengekspos sistem kerangka.

“Para pengunjung dapat melihat gambaran langsung ke dalam tubuh mumi yang tampak nyata,“ kata museum itu dalam deskripsi mengenai pameran.

Masih dalam rangka pameran ini, mumi perempuan yang diberi nama Ta-cheru ini diperkirakan berusia 2.500 tahun dan berasal dari kota kuno di Mesir yaitu Thebes. Pengunjung bahkan bisa juga melihat tiga gigi yang masih tersisa dan tulang tengkorak yang sudah menjadi fosil, kata laporan sebuah artikel di koran Hildesheimer Allgemeinen Zeitung.

Museum itu bekerja sama dengan Rumah Sakit Universitas Heidelberg untuk membuat lapisan gambar tiga dimensi. Mereka juga menggunakan rekonstruksi digital agar pengunjung mendapatkan gambaran wajah orang-orang yang sudah tiada ribuan tahun lalu itu secara nyata pada sebuah layar. 

Pameran itu juga menunjukkan bagaimana penelitian tentang mumi telah mengubah pengetahuan dan pengertian kita mengenai jaman ketika mereka masih hidup. juga informasi lebih lanjut yang mungkin masih bisa kita gali lagi dari mereka.

Museum Roemer und Pelizaeus terkenal akan koleksi dan penelitian mereka tentang mumi. Pada 2016 museum ini menyelenggarakan pameran mumi terbesar dengan menampilkan 200 mumi.

Pameran ini bisa dilihat di Museum Roemer und Pelizaeus di Hildesheim, Jerman, mulai 30 Juni hingga 20 September 2018.

(ae/vlz)