1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Didekati Korut, Korsel dan AS Bergeming

24 Agustus 2009

Korea Selatan dan Amerika Serikat bergeming atas tawaran damai Korea Utara. Mereka menanti hingga Korut menunjukkan kemauan politiknya dengan sungguh-sungguh untuk menghentikan program nuklirnya.

https://p.dw.com/p/JHSu
Presiden Korut Kim Jong IlFoto: AP/APTN

Sikap ini ditunjukkan Korea Selatan, setelah seorang penjabat Korea Utara menghadap presiden Korsel, untuk menyampaikan pesan verbal pemimpin Korut Kim Jong Il, yang berisi sinyal upaya damai.

Setelah berbulan-bulan memainkan pedangnya berkaitan dengan sengketa nuklirnya, Korea Utara menawarkan sinyal damai. Pejabat senior Korea Utara hari Minggu lalu menyampaikan pesan Presiden Korea Utara Kim Jong Il bagi presiden Korea Selatan, Lee Myung Bak.

Namun atas tawaran itu, baik Korea Selatan maupun Amerika Serikat hingga kini mengambil sikap menunggu. Kedua negara itu sepakat untuk tidak mengubah kebijakannya terhadap Korut, kecuali ada perubahan fundamental yang dilakukan negara komunis itu untuk menghentikan program nuklirnya. Demikian dinyatakan oleh juru bicara pemerintah Korsel Moon Tae Young.

Meski di waktu belakangan sudah tampak perubahan sikap Korut, baik AS maupun Korsel terus mendorong dijatuhkannya sanksi PBB terhadap Korea Utara. Perubahan sikap melunak itu terlihat dari misalnya dilepaskannya dua jurnalis AS setelah mantan presiden AS Bill Clinton mengunjungi Pyongyang. Korut juga membebaskan seorang tahanan Korsel dan menyatakan membuka kegiatan wisata dari selatan ke utara dan mempermudah kunjungan serta mengizinkan reuni keluarga bagi mereka yang berada di selatan dan utara. Pembatasan ketat di perbatasan dicabut. Korut juga mengirimkan utusannya dalam prosesi pemakaman mantan presiden Korsel , Kim Dae Jung pekan lalu.

Tak urung pertemuan antara pejabat Korut dengan pimpinan Korsel yang berlangsung hanya setengah jam itu, diliputi dengan suasana bersabahat. Juru bicara pemerintah Korsel, Lee Dong-Kwan mengungkapkan rasa terimakasih atas kunjungan utusan Korut, dalam acara pemakaman tersebut:

"Presiden Lee berterimakasih kepada Koera Utara atas kunjungan belasungkawa dan menekankan masalah ini bukannya tidak dapat terselesaikan jika utara dan selatan menggelar dialog yang serius."

Pendekatan antar kedua Korea itu pernah berhasil dilakukan Kim Dae Jung dalam masa pemerintahnya. Kebijakan itu dikenal dengan kebijakan sinar matahari.

Hubungan antara kedua Korea itu membeku semenjak kubu konservatif Korsel kembali merebut kekuasaan Februari 2008. Presiden Korsel Lee menarik bantuannya bagi Korut, berkaitan dengan belum adanya perubahan sikap Korut dalam kebijakan nuklirnya.

Sementara itu, pejabat Korea Selatan juga telah menggelar pembicaraan dengan utusan khusus AS untuk Korea Utara, Stephen Bosworth dan diplomat AS, Phillip Goldberg. Moon menandaskan baik pemerintahan di Seoul maupun Washington akan melaksanakan sanksi bagi Korut, namun masih membuka pintu dialog seraya mendorong Korea Utara untuk kembali ke meja perundingan enam negara. Korea Utara meninggalkan meja perundingan enam negara tersebut April lalu. Dan mengisyaratkan memilih untuk mengadakan pembicaraan langsung dengan Amerika Serikat. Namun AS mendesak Korut untuk kembali berunding dengan melibatkan Korea Selatan, Cina, Jepang dan Rusia. (AP/AR/afp/reuters/ap)