1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Diduga Ada Motif Politik Dibalik Pembunuhan Wartawan Yunani

22 Juli 2010

Seorang wartawan dan penulis blog asal Yunani, Sokrates Giolias ditembak mati Senin (19/07). Polisi mempertimbangkan, teroris berhaluan ekstrim kiri bertanggungjawab di balik pembunuhan tersebut.

https://p.dw.com/p/ORVX
Sokratis GioliasFoto: AP

Ini adalah gaya serangan mafia. Pelakunya menyamar sebagai polisi dan memancing Sokrates Giolias untuk keluar dari apartemennya serta menembak mati wartawan itu di jalanan terbuka di depan istrinya yang sedang hamil. Motif tindakan tersebut belum jelas. Polisi Yunani menduga, kelompok ekstrimis kiri berada di belakang serangan, terutama kelompok teror "Sekte Revolusioner“.

Kelompok ekstrimis yang muncul tahun lalu itu antara lain menembaki sebuah stasiun televisi swasta Februari 2009 dan menembaki stasiun polisi bulan Juni di tahun yang sama. Pada serangan tersebut seorang polisi ditembak mati dengan senjata yang juga digunakan dalam pembunuhan hari Senin lalu (19/07). Panos Sombolos, reporter polisi yang paling terkenal dan ketua Ikatan Wartawan Atena menilai tindakan pembunuhan itu bermotif politik.

Bukan Tindakan Kriminal Biasa

Sombolos mengatakan, "Penyelidikan peluru yang digunakan membenarkan, tindakan itu bukan tindakan kriminal biasa, melainkan dilakukan teroris berbahaya. "Sekte Revolusioner" sudah kami kenal sejak Februari 2009. Ketika itu teroris menembaki stasiun televisi di Atena dan mengancam akan membunuh wartawan.“

Awalnya, polisi menduga kriminalitas terorganisir menjadi latar belakangnya. Giolias yang lahir di Jerman adalah wartawan yang disenangi, tetapi juga kontroversial, yang memiliki banyak musuh karena pekerjaannya. Ia mengadakan penyelidikan mengenai korupsi di seluruh Yunani, dan berkali-kali mendapat ancaman akan dibunuh. Demikian dikatakan pengacaranya dalam wawancara dengan televisi Yunani.

Terorime atau Kriminalitas Terorganisir

Dunja Mijatovic, Mediacentar Sarajevo - Hate Speech
Dunja MijatovicFoto: DW/Ljiljana Pirolic

Apakah wartawan itu kini dibungkam? Apakah bukan kaum ekstrimis kiri yang berada di belakang pembunuhannya, melainkan orang yang merasa terancam oleh penyelidikan Giolias, sehingga menyewa pembunuh? Simos Kedikoglou, anggota parlemen dari kubu oposisi yang konservatif dan mantan moderator televisi tidak melihat sama sekali perbedaan antara terorisme dan kriminalitas terorganisir.

Kedikoglou mengatakan, "Satu hal tampak nyata dari serangan ini. Ada kerjasama antara teroris dan kriminalitas terorganisir, dan kita harus segera berhenti menyebut teroris, kelompok kacau-balau yang tidak tahu malu itu, teroris politik, jadi seolah motif mereka terhormat. Sebaliknya, masyarakat harus menyatakan sikap jelas, menentang teror dan kekerasan.“

Pemerintah Mengecam

Sikap bermusuhan dan ancaman terhadap wartawan bukan hal yang baru di Yunani. Sokrates Giolias, yang berusia 37 tahun, dianggap sebagai salah satu pendiri blog berita "Troktiko“, walaupun ia tidak pernah mengakuinya. Semua wartawan "Troktiko“ menulis blog secara anomim. Mereka mengkritik politisi, pemimpin di bidang ekonomi dan juga tersangka teroris.

Pemerintah Yunani mengecam pembunuhan tersebut dan menyebutnya tindakan pengecut. Organisasi untuk Keamanan dan Kerjasama di Eropa (OSCE) menyerukan badan berwenang untuk menghadapkan pelakunya sesegera mungkin ke pengadilan. Wakil OSCE untuk kebebasan media, Dunja Mijatovic mengatakan, Giolias adalah penulis blog politik yang terkenal di negaranya. Ia juga wartawan penyelidik yang sering sangat kritis terhadap pemerintahan yang lalu. Dalam sebuah pernyataan Dunja Mijatovic juga mengatakan, masyarakat harus terus-menerus diberikan informasi tentang proses penyelidikan.

Jannis Papadimitrious/Marjory Linardy

Editor: Hendra Pasuhuk