1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Dikecam, Tindakan Hukuman Gantung di Iran

29 Januari 2010

Amerika Serikat, Inggris dan Amnesty Internasional mengutuk keras aksi hukuman mati yang dilakukan pemerintah Iran terhadap dua orang yang dituding sebagai pembangkang.

https://p.dw.com/p/LlaA
Oposisi yang dihukum gantung: Arash Rahmani Pour und Mohammad Reza Ali Zamani

Hukuman gantung ini merupakan yang pertama kalinya dilakukan, sejak pecahnya aksi kerusuhan yang berkaitan dengan pemilu, Juni lalu. Mohammad Reza Ali Zamani dan Arash Ramhani Pour, dieksekusi Kamis pagi kemarin waktu setempat, dengan tuduhan sebagai Mohareb atau „Musuh Tuhan“. Kantor berita ISNA memberitakan keduanya juga dituding sebagai anggota kelompok bersenjata dan mencoba menjatuhkan rezim Islam.

Kedua pria yang dieksekusi itu, disebut-sebut merupakan anggota kelompok monarki Tondar atau Kerajaan Majelis Iran. Jaksa penuntut Abbas Jafari Dolatabadi mengungkapkan bahwa saat di persidangan, para terpidana mengakui bahwa mereka memiliki peledak dan berencana membunuh para pejabat. Keduanya keberatan terhadap putusan awal, namun ketika mereka naik banding, majelis banding memperkuat putusan sebelumnya, maka akhirnya mereka dihukum gantung, tambah Dolatabadi.

Di Florida, wakil juru bicara Gedung Putih. Bill Burton mengecam keras eksekusi itu. Menteri luar negeri Inggris David Milliband mengungkapkan keterkejutannya atas hukuman gantung tersebut. Ia mengatakan eksekusi tersebut merusak klaim Iran yang mengatakan berkomitmen menegakan keadilan, hak asasi manusia dan nilai-nilai demokrasi.

Shirin Ebadi zu einem Pressegespräch ins Bonner Funkhaus Deutsche Welle
Peraih Nobel Perdamaian, aktivis HAM Iran, Shirin EbadiFoto: DW

Sementara aktivis HAM Iran, yang merupakan peraih Nobel Perdamaian Shirin Ebadi mengatakan: „Saya menyesalkan, pemerintah Iran masih saja bertindak brutal dan mengabaikan hak asasi manusia. Hukuman gantung, terutama terhadap musuh politik nerupakan pelanggaran hukum dan bertentangan dengan konvensi internasional yang sudah diratifikasi Iran. Permohonan para terpidana ini untuk didampingi penasihat hukum juga ditolak. Pengadilan dilakukan dibalik pintu tertutup. Tidak bisa dilacak, bukti-bukti apa yang diajukan di pengadilan, yang menggiring mereka untuk dieksekusi.“

Di samping Mohammad Reza Ali Zamani dan Arash Ramhani Pour, masih terdapat sembilan terpidana lain yang juga telah divonis hukuman mati, namun belum menjalani eksekusi. Mereka kini tengah mengajukan proses banding. Lima diantaranya ditangkap pada aksi kerusuhan saat peringatan hari keagamaan Asyura. Sementara empat lainnya, ditangkap sebelumnya. Apakah mereka juga tidak akan lolos dari eksekusi? Kembali Ebadi: „sangat disayangkan, hal itu mungkin terjadi. Karena pemerintah Iran telah menunjukan, bahwa tindakan keras semacam itu sah dilakukan. Untuk membantu mereka lolos dari eksekusi, saya mendorong organisasi internasional untuk membantu mereka. Saya juga ingin menyampaikan pada komisi HAM PBB dan sekjen PBB Ban Ki Moon, bahwa mereka bertanggungjawab pada kehidupan para tahanan politik di Iran ini. Setiap kegagalan usaha yang mereka lakukan dapat menggiring orang-orang ini menjalani hukuman gantung.“

Iran Demonstration in Teheran nach den Wahlen
Demonstrasi di Iran pasca pemiluFoto: DW

Setelah kerusuhan pemilu merebak Juni lalu, diperkirakan pemerintah Iran telah menangkapi sekitar 4000 orang termasuk para jurnalis dan politisi reformis.

(AP/AR/dpa/afp)