1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Dili Belum Tenang, PBB Perpanjang Misi

Ayu Purwaningsih23 Februari 2007

Seorang tentara Australia terpaksa menembak mati seorang warga sipil di Dili saat mencoba meredakan keonaran.

https://p.dw.com/p/CP8b
PM Ramos Horta akan mencalonkan diri dalam pemilu presiden bulan April
PM Ramos Horta akan mencalonkan diri dalam pemilu presiden bulan AprilFoto: AP

Situasi keamanan tidak menentu di Dili dalam beberapa hari terakhir. Jumat pagi, seorang tentara Australia terpaksa menembak mati sorang warga sipil. Menurut Departemen Pertahanan Australia, terntara tersebut membela diri, saat mencoba meredakan keonaran di sekitar Bandar Udara Dili. Peristiwa tersebut disampaikan Aniceto Neves dari Yayasan HAK.

Aniceto Neves: „Kejadian tadi pagi persis jam 7.30 awalnya terjadi karena pasukan Australia melakukan patroli dekat airport, kemudian saat polisi menjalankan tugas, pengungsi melempari petugas, dengan batu dan senjata tajam. Polisi membalas dengan menembakan gas air mata, tapi tetap terjadi perlawanan, maka polisi menggunakan senjata otomatis, akibatnya satu orang meninggal dunia dan dua orang terluka.”

Hari-hari sebelumnya, beberapa insiden juga terjadi di Dili. Diantaranya saat polisi sedang mengamankan pelaku penjarahan beras yang terjadi di gudang beras milik pemerintah di Bebora dan Bebonuk. Beberapa polisi PBB terluka terkena lemparan batu. Sementara lebih dari 20 mobil hancur dilempari sekelompok orang tidak dikenali. Insiden terjadi di beberapa tempat, seperti Fatuhada, Kampung Baru, Bairopite. Penjagaan di kota Dili diperketat di daerah-daerah yang dianggap rawan. Beberapa pelaku perusakan telah ditangkap.

Terus meningkatnya insiden di Dili mendorong Perserikatan Bangsa-bangsa PBB memperpanjang masa tugas misi penjaga keamanan PBB untuk jangka waktu satu tahun ke depan. Terhitung hingga Februari 2008. PBB menambah jumlah anggota kepolisiannya sekitar 140 orang, untuk mengamankan proses Pemilihan Umum yang akan berlangsung bulan April.

Sejak Mei tahun lalu insiden terus melanda Dili secara sporadis. Aniceto Neves dari Yayasan HAK mengungkapkan insiden-insiden terjadi akibat akumulasi berbagai persoalan politik. Konflik kerapkali digunakan sebagai instrumen pertarungan politik elit.

Aniceto Neves: “Akumulasi dari berbagai masalah yang terjadi selama ini. Karena masalah sosial ekonomi itu tidak ditangani baik. Lalu masalah politik mendominasi. Pertentangan antar politis menggunakan konflik sebagai cara untuk menyerang satu sama lain. Misalnya tuduhan parlemen terhadap oposisi, oposisi terhadap pemerintah, penentangan terhadap Australia, dan lain-lain.”

Di tengah situasi yang tidak menentu, Perdana Menteri Ramos Horta, di stasiun televisi Al Jazeera mengungkapkan niatnya untuk mencalonkan diri sebagai presiden dalam pemilu mendatang.

Ramos Horta: “Saya memutuskan untuk mencalonkan diri sebagai presiden. Saya akan mengumumkannya segera. Banyak orang dari berbagai bagian negeri datang kepada saya, telanjang kaki, belum bisa membaca....”