1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Dimana Bin Laden?

9 Juni 2006

Setelah gembong Al Kaeda di Irak El Sarkawi terbunuh, perhatian kembali tertuju pada upaya pencarian Osama bin Laden.

https://p.dw.com/p/CPDj
Pesan video Osama bin Laden.
Pesan video Osama bin Laden.Foto: AP

Laporan-laporan terakhir menyebutkan, Osama bin Laden kemungkinan besar bersembunyi di perbatasan Afghanistan-Pakistan. Tapi tidak ada yang tau pasti kebenaran informasi itu. Memang banyak desas-desus. Pernah misalnya diberitakan, Osama hampir saja tertangkap. Tapi berita itu tidak benar. Presiden Pakistan Pervez Musharraf mengingat peristiwa yang terjadi dua tahun lalu.

Pervez Musharraf: “Saat itu jaring penangkapan sudah mengetat dan kami menduga sudah mengetahui kira-kira lokasi Bin Laden. Namun, begitulah permainan informasi. Orang-orang bisa menghilang sehingga kontak pun jadi hilang.“

Kejadian seperti itu nyaris tidak dapat dibuktikan dan terjadi berulang kali sejak jatuhnya Taliban empat setengah tahun lalu. Saat itu pemimpin Al Qaida Osama bin Laden melarikan diri ke gunung di perbatasan Afghanistan-Pakistan dan kini dia diduga masih berada di lokasi itu, sama dengan Mullah Muhammad Omar, pemimpin Taliban. Belum jelas sejauh mana Al Qaida dan Taliban kini masih bekerja sama.

Saat ini Taliban menguat di Afghanistan. Para pejuang relawan Arab diduga membantu kelompok militan itu. Logistik dan bantuan sering mengalir dari Pakistan. Hal ini memperkeruh hubungan antara kedua negara tetangga tersebut. Tuduhan dilemparkan silih berganti. Presiden Afghanistan Hamid Karsai mengomentari hal ini dengan berhati-hati:

Hamid Karsai: „Kedua negara sangat menderita karena terorisme. Karena itu Afghanistan dan Pakistan harus berdampingan meningkatkan upaya pembasmian wabah ini dengan bantuan masyarakat internasional secara lebih efektif. Jika tidak, keamanan tidak terjamin; tidak untuk Afghanistan maupun untuk Pakistan dan dunia.“

Tokoh-tokoh pemerintah dan banyak warga Afghanistan sebaliknya beranggapan, Pakistan adalah sumber permasalahan. Tuduhan ini membuat marah Pakistan. Menteri Luar Negeri Kursheed Mehmood Kasuri mengatakan, lebih 700 pejuang Al Qaida ditangkap sejak 2001 dan menyatakan, Pakistan menempatkan lebih banyak pasukan di perbatasan dari pada jumlah keseluruhan pasukan AS, pasukan NATO ISAF dan pasukan Afghanistan.

Namun, Pakistan harus mengakui bahwa wilayah yang dikuasai suku Pashtun di perbatasan nyaris tidak dapat diawasi. Banyak warga sipil yang menjadi korban dalam konfrontasi tersebut. Ini menyebabkan warga marah terhadap pemerintah dan memberikan dukungan kepada pejuang teroris. Menurut pengamatan Robert Templer, pakar dari International Crisis Group, angkatan bersenjata Pakistan tidak punya perencanaan, oleh karena itu tidak ada penyelesaian yang efektif.

Pemerintah Pakistan dan Afghanistan menanggapi tewasnya tokoh Al-Qaida Sarkawi di Irak sebagai hasil terbesar perang melawan teroris. Di belakang pernyataan ini terselip harapan untuk menangkap tokoh nomor satu Al Qaida di wilayah mereka sendiri.