1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Dimulai Penyelidikan terhadap Jasad Arafat

Clemens Verenkotte/dpa/afp27 November 2012

Jasad mantan pemimpin Palestina Yasser Arafat telah digali. Akan diselidiki, apakah Arafat meninggal delapan tahun lalu akibat diracun atau bukan.

https://p.dw.com/p/16qOi
Foto: picture-alliance/dpa

Penyelidikan dimulai Selasa (27/11/12) tengah malam waktu setempat di Ramallah. Seperti dilaporkan stasiun radio resmi Palestina, tim penyelidik yang terdiri dari tenaga ahli dari Swiss, Perancis, Rusia dan pejabat Palestina telah mengambil sampel dari jasad Arafat. Direncanakan, jasad Arafat akan dimakamkan kembali dengan penghormatan militer, Selasa (27/11/12).

Yasser Arafat meninggal tanggal 11 November 2004 pada usia 75 tahun di sebuah rumah sakit militer di Paris, Perancis. Sehari setelah kematiannya, jasad Yasser Arafat diterbangkan dengan helikopter milik Angkatan Udara Yordania dari Paris ke Ramallah. Muncul banyak pertanyaan mengenai penyebab kematiananya. Dan sebagian besar warga Palestina berspekulasi bahwa Abu Ammar, demikian secara tradisional Arafat dipanggil, telah diiracun oleh musuh bebuyutannya, Ariel Sharon yang kala itu menjabat perdana menteri Israel.

Exhumierung Yasser Arafat Jassir Palästinenser Präsident
Musleum di Ramalah tempat Arafat dimakamkanFoto: picture-alliance/dpa

Tewas Diracun?

Kecurigaan ini diperkuat setelah tim ahli dari rumah sakit Universitas Lausanne Swiss pada bulan Juli lalu mengatakan telah menemukan jejak unsur radioaktif polonium-210 di pakaian yang dikenakan Arafat saat kematiannya. Polonium-210 merupakan unsur mematikan bahkan dalam dosis kecil. Jika masuk mulut, hidung atau luka terbuka, polonium-210 dapat menyebabkan kerusakan berat pada ginjal, hati dan limpa.

Setelah dikeluarkannya laporan tim Swiss ini, Profesor Philip Alston, penyelidik khusus PBB bagi eksekusi di luar hukum, mengatakan kepada stasiun Al Jazeera, “Dalam kasus ini muncul kecurigaan jelas bahwa Israel terlibat, walaupun tidak ada seorangpun yang menuduhnya secara langsung. Israel memiliki kapasitas nuklir besar dan kemungkinan memiliki kemampuan untuk memproduksi polonium. Kita berharap, Israel juga berniat untuk turut melakukan penyelidikan.”

Saat berita kematian Arafat dikeluarkan, kepala dinas intelejen dalam negeri Israel saat itu, Avi Richter, menyanggah dugaan bahwa Arafat tewas dibunuh, “Pihak Palestina juga mengetahui masalah kesehatan Yasser Arafat. Masalah yang dihadapinya tidak berkurang dan setelah bertahun-tahun bisa terlihat di wajahnya. Dari rumah sakit di Perancis yang terakhir merawatnya, kami tidak menerima laporan penyebab pasti kematiannya.”

Berpacu dengan Waktu

Pada bulan Agustus lalu, pengadilan di Perancis mengeluarkan keputusan untuk dilakukannya penyelidikan atas tuduhan pembunuhan terhadap Arafat, setelah janda Arafat, Suha, mengajukan gugatan terhadap seseorang yang tidak disebutkan namanya. Dan Suha Arafat juga telah meminta Presiden Palestina Mahmud Abbas untuk mengizinkan penyelidikan jasad Arafat. “Kita harus mengangkat jasadnya untuk menemukan kebenaran,” dikatakan Suha Arafat.

Analisa sisa jasad Arafat dilaporkan akan memakan waktu hingga empat bulan. Pekerjaan awal penggalian jasad telah dimulai dua minggu lalu di musoleum Ramallah. Para ahli menatakan, penyelidikan harus dilakukan dengan cepat. Karena polonium-210 dapat meluruh dengan cepat, sehingga jejak radioaktif yang mungkin terdapat dalam jaringan tulang Arafat tidak bisa terdeteksi lagi.