1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Dinosaurus Nenek Moyang Burung

1 Agustus 2014

Terbayangkah oleh Anda, dinosaurus super besar pemakan daging berevolusi menjadi burung terbang kecil yang imut? Tapi tentunya hal itu tidak terjadi dalam waktu semalam.

https://p.dw.com/p/1CnFA
Foto: picture-alliance/AP Photo

Sebuah tim ilmuwan internasional menggambarkan proses evolusi yang luar biasa. Evolusi ini berlangsung selama periode 50 juta tahun. Hasilnya, keturunan dinosaurus karnivora menyusut terus dan mempunyai banyak kriteria yang mengarah pada tampilan awal burung.

Dengan menggunakan teknik molekul, ahli biologi evolusi merekonstruksi virus, menyelidiki 1.500 ciri-ciri anatomi 120 dinosaurus yang berbeda-beda dari kelompok theropoda. Di antaranya pemakan daging raksasa seperti Tyrannosaurus rex dan Giganotosaurus serta silsilah burung.

"Studi kami mengukur tingkat evolusi kelompok dinosaurus theropoda, "kata pemimpin peneliti Michael Lee, seorang ahli paleontologi di Universitas Adelaide dan South Museum Australia.

Burung pada masa awal terdapat di Jerman

"Mereka merupakan kelompok yang paling cepat berkembang menjadi nenek moyang burung. Jadi, pada akhirnya, dinosaurus paling mudah beradaptasi dan selamat untuk jangka panjang. Mereka kini mengelilingi kita dengan kemegahan bulu-bulunya, " demikian dipaparkan Lee.

Burung pada masa awal yang dikenal adalah Archaeopteryx. Badannya seukuran gagak. Burung ini tinggal di Jerman 150 juta tahun yang lalu. Mereka punya ciri-ciri primitif seperti gigi, tulang ekor yang panjang, tulang antara leher dan dada, punya otot terbang , serta beberapa atribut burung modern.

Das Skelett Giganotosaurus im Ausstellungszentrum Lokschuppen in Rosenheim
GiganotosaurusFoto: picture-alliance/dpa

Terus menciut

"Yang mengesankan adalah konsistensi perubahan ukuran dalam masa transisi dinosaurus menjadi burung. Setiap keturunan menjadi lebih kecil dari leluhurnya. Silsilah ini terus terjadi, mereka berevolusi menjadi ukuran tubuh yang lebih kecil, sedikit demi sedikit, selama lebih dari 50 juta tahun,"kata Lee. Para peneliti telah menyelesaikan silsilah keluarga dinosaurus ini dan keturunan burung. Ukuran dinosaurus ini menurun dari sekitar 200 kg menjadi menjadi 0,8 kg kg.

Selain miniaturisasi yang berkelanjutan, keturunan ini juga memiliki ciri-ciri baru seperti bulu, sayap, moncong pendek dan gigi yang lebih kecil. Studi tersebut menemukan bahwa hal ini merupakan hasil adaptasi evolusioner, dimana mereka berubah empat kali lebih cepat daripada dinosaurus lainnya.

"Dinosaurus terkait erat dengan semua burung kecil, dan banyak dari mereka - seperti Microraptor - memiliki beberapa kemampuan untuk memanjat dan meluncur," kata salah seorang peneliti Gareth Dyke, yang merupakan pakar paleontologi di Universitas Southampton, Inggris.

Perubahan dari dinosaurus ke burung membentuk tubuh yang unik.
"Ini memungkinkan mereka untuk mengejar serangga, memanjat pohon, melompat dan meluncur, dan akhirnya mengembangkan kemampuan terbang dengan penuh tenaga," papar Lee. Evolusi ini membuat mereka menjadi fleksibel dan bisa bertahan saat meteor menghantam bumi dan memusnahkan habitat dinosaurus lain.

Giganotosaurus im Dino-Park in Münchehagen
GiganotosaurusFoto: picture-alliance/dpa

ap/rzn ( rtr/ap)