1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Indonesien Dulmatin

10 Maret 2010

Dulmatin, buronan tersangka teroris yang paling dicari di Asia Tenggara, dipastikan adalah salah satu korban tewas dalam aksi penyergapan tim Densus 88 di Pamulang, Selasa (09/03).

https://p.dw.com/p/MOly
Dulmatin, foto yang dikeluarkan pihak kepolisian Filipina, Desember 2006Foto: AP

Kapolri Jenderal Bambang Hendarso Danuri dalam konferensi pers di markas besar Polri di Jakarta, Rabu (10/03) menegaskan, “seratus persen ini adalah betul, bisa dipertanggug jawabkan secara profesional, bahwa benar-benar Dulmatin alias Yahya alias Mansyur alias Joko Pitono.”

Sebagai data pembanding DNA Dulmatin diambil kode genetika dua anggota keluarganya, yaitu Hj. Masniati (48) dan Usman (12). Juga dilakukan pemeriksaan data jatidiri sekunder, untuk memastikan bahwa korban tewas adalah Dulmatin.

Para pakar terorisme sebelumnya menduga Dulmatin yang dijuluki gembong teroris itu, masih berada di Filipina untuk melatih kelompok militan di negara ini. Karena dianggap sangat berbahaya, pemerintah Amerika Serikat mengumumkan hadiah uang sebesar 10 juta Dolar bagi sukses penangkapan tokoh senior Jemaah Islamiyah yang punya banyak nama alias itu, baik dalam keadaan hidup ataupun mati.

Kepastian mengenai tewasnya Dulmatin, pertama kali diungkapkan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono saat berpidato di depan Parlemen Australia Rabu pagi (10/03) waktu setempat. Menanggapi laporan tersebut, Perdana Menteri Australia Kevin Rudd memberikan selamat kepada aparat keamanan Indonesia atas suksesnya memerangi terorisme.

Selain tersangka gembong teroris Dulmatin, dalam penggerebegan di Pamulang yang dilancarkan tim anti teror Densus 88, juga dua pengawalnya, Ridwan dan Hasan, ditembak mati ketika mencoba melarikan diri. Polisi melaporkan, telah menangkap sejumlah tersangka lainnya yang diduga anggota komplotan Dulmatin. Saat ini aparat keamanan masih terus melakukan pemeriksaan para tersangka dan pendalaman kasusnya.

Dalam konferensi pers di Jakarta, Kapolri Bambang Hendarso Danuri juga memaparkan sukses dari aksi anti teror di Pamulang itu merupakan pengembangan dari rangkaian aksi penangkapan teroris di Aceh belum lama ini. Kegiatan tersangka teroris di Pamulang tidak berdiri sendiri, namun merupakan rangkaian kegiatan yang sama dengan di Aceh.

Dulmatin, otak serangan Bom Bali pertama ini, sebelumnya dapat lolos dari kejaran polisi dan menyebrang ke Filipina. Berkaitan dengan peranan Dulmatin alias Yahya Ibrahim alias Mansyur di kawasan Tanggerang itu, Bambang Hendarso Danuri memaparkan, "Ini orang yang berperan mempersiapkan pelatihan militer, membeli persenjatann dan amunisi, mendanai kegiatan pelatihan militer karena kita sudah dapatkan aliran dana senilai 500 juta rupiah. Dan ahli merakit bom diatas Azhari.”

Kapolri Bambang Hendarso Danuri juga menegaskan, aparatnya bekerja memberantas terorisme bukan untuk mengejar imbalan yang dijanjikan pemerintah AS. Sementara sejumlah media massa mengkaitkan sukses operasi anti-terror ini dengan rencana kunjungan Presiden AS Barack Obama ke Indonesia dalam beberapa hari mendatang.

Agus Setiawan/Zaki Amrullah

Editor: Asril Ridwan