1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Diprotes Korut, AS dan Korsel Mulai Latihan Militer Bersama

21 Agustus 2017

Pasukan AS dan Korea Selatan memulai latihan gabungan mereka Senin (21/8), di bawah protes dari Korea Utara. Selama beberapa minggu terakhir, Presiden AS Donald Trump terlibat retorika perang dengan pimpinan Korut.

https://p.dw.com/p/2iZL1
Südkorea Gemeinsame Militärübung mit der USA
Foto: Getty Images/AFP/Jung Yeon-Je

Latihan yang dinamakan Ulchi Freedom Guardian sebagian merupakan perang simulasi komputer yang diadakan setiap musim panas dan selalu mendapat tanggapan keras Korea Utara. Korut memandanya sebagai latihan persiapan invasi ke negaranya. Media pemerintah Korut hari Minggu (20/8) menyebut latihan tahun ini sebagai langkah "ceroboh" yang bisa memicu "perang nuklir yang tak terkendali".

Sekalipun ada ancaman itu, militer AS dan Korsel tetap melaksanakan manuver gabungan yang dijadwalkan selama 11 hari, mulai Senin pagi (21/8). Jadwalnya sudah ditetapkan sejak lama. Presiden AS Donald trump berulangkali menegaskan, tidak ada perubahan dalam jadwal itu.

Latihan tersebut melibatkan 17.500 tentara Amerika dan 50.000 tentara Korsel, menurut komando militer AS di Korea Selatan dan Kementerian Pertahanan di Seoul. Tidak ada latihan lapangan dengan amunisi tajam, juga tidak ada atau manuver dengan kendaraan lapis baja di darat.

Südkorea Präsident Moon Jae-in
Presiden Korea Selatan, Moon Jae InFoto: Getty Images/Jeon Heon-Kyun-Pool

Dalam latihan gabungan ini, kebanyakan serdadu bertugas di depan komputer untuk mempraktikkan bagaimana mereka terlibat dalam pertempuran. Tujuannya untuk mengasah kapabilitas mereka dalam pengambilan keputusan. AS dan Korsel menyatakan, latihan ini lebih bersifat defensif.

Presiden Korea Selatan Moon Jae-in mengatakan hari Senin, Korea Utara tidak boleh menggunakan latihan ini sebagai dalih untuk meluncurkan provokasi baru. Latihan seperti ini diadakan secara rutin, kata Moon.

Biasanya, Korea Utara merespon latihan militer AS-Korsel ini dengan tes senjata dan serangkaian retorika yang agresif. Selama latihan Ulchi tahun lalu, Korea Utara melakukan uji coba rudal balistik yang diluncurkan dari kapal selam dan meluncur dengan kecepatan 500 kilometer per jam. Beberapa hari setelah latihan usai, Korut melakukan uji coba nuklir yang kelima dan terbesar sampai saat itu.

Nordkorea Kim Jong Soldaten
Pimpinan Korea Utara Kim Jong Un di tengah para serdaduFoto: Reuters/KCNA

Bulan lalu, Korea Utara kembali melakukan uji coba rudal. Kali ini dengan dua rudal antar benua ICBM dan dengan sudut yang sangat tinggi. Para pakar mengatakan, rudal tersebut dapat menjangkau beberapa bagian AS, seperti Alaska, Los Angeles atau Chicago.

Analis juga mengatakan, bahwa hanya masalah waktu saja bagi Korea Utara untuk dapat mencapai tujuan jangka panjangnya, yaitu memiliki rudal nuklir yang dapat menyerang Amerika Serikat di bagian mana saja.

Awal bulan ini, Presiden Donald Trump berjanjiakan menjawab agresi Korea Utara dengan "api dan kemarahan". Korea Utara balas mengancam, mereka siap meluncurkan rudal ke wilayah Guam. Tapi setelah itu, rencana skenario penyerangan dihentikan. Pemimpin Korut Kim Jong Un mengatakan bahwa dia akan melihat lebih dulu, bagaimana tindakan Washington sebelum melanjutkan rencana peluncuran rudal tersebut.

hp/rn (ap, rtr, afp)