1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

141109 FAO Landwirtschaft Ernährung

16 November 2009

Sri Paus Benediktus XVI dan 60 kepala negara dan kepala pemerintahan serta delegasi dari 190 negara, Senin (16/11) hingga Rabu (18/11) akan membahas strategi untuk menanggulangi bahaya kelaparan global.

https://p.dw.com/p/KYHM

Jumlah orang kelaparan di dunia, pada pertengahan tahun 2009 ini dilaporkan melebihi satu milyar, naik sekitar 150 juta dibanding tahun 2008 lalu. Berbagai tindakan positif di berbagai negara, tidak mampu lagi menanggulangsi dampak krisis global. Faktor penyebabnya amat banyak, mulai dari krisis keuangan, naiknya harga bahan pangan, perubahan iklim, program bahan bakar bio hingga pertumbuhan penduduk.

Direktur program lingkungan hidup PBB-UNEP, Achim Steiner, mengatakan, masalahnya bukan tidak cukup tersedianya bahan pangan, melainkan pembagian yang keliru dan pemborosan.“Hanya sedikit yang menyadarinya- Walaupun kita menghadapi krisis bahan pangan dan terancam krisis kelaparan global akibat terus bertambahnya jumlah penduduk, kita tetap melakukan pemborosan. Dalam sistem produksi dan pemasaran saat ini, kita kehilangan antara 30 sampai 40 persen hasil panen.“

Dalam konferensi puncak organisasi PBB untuk pertanian dan pangan, FAO, di Roma, negara-negara peserta terutama akan membahas masalah struktural, bagaimana upaya meredam dampak krisis bahan pangan dan krisis keuangan serta bagaimana melakukan pembagian global yang lebih adil. FAO juga mengeluhkan, dalam dekade lalu terlalu sedikit investasi yang ditanamkan di bidang pertanian.

Robert Calderisi, mantan petugas Bank Dunia untuk Asia dan Afrika, penulis buku “Problem di Afrika-Mengapa Bantuan Pembangunan Tidak Berfungsi“, menilai, pertanian adalah kunci bagi perkembangan di Afrika. “Yang paling penting di Afrika adalah meningkatkan produktivitas pertanian. Banyak yang tidak memfokuskan pada tema ini. Pertanian adalah kekayaan terbesar Afrika, tapi juga terlalu lama diabaikan oleh pemerintah atau dieksploitasi, dan dukungan bagi para petani tidak terlalu bagus.“

Terutama di Asia, investasi di bidang pertanian amat diabaikan. Negara-negara yang pertumbuhan ekonominya menyandarkan diri pada sektor industri, kemiskinan yang amat parah di kawasan pedesaan merupakan dampak samping dari kebijakan ini. Mayoritas warga yang kelaparan, bermukim di kawasan Asia-Pasifik. Jumlahnya jauh lebih besar dibanding gabungan warga kelaparan dari seluruh Afrika, Karibia dan Amerika Latin.

Sekarang diperlukan konsep baru, untuk memecahkan krisis bahan pangan. Konsep pertanian abad 20, terbukti tidak mampu menanggulangi kelaparan dan kemiskinan. Direktur UNEP Achim Steiner mengatakan, hanya dengan sistem pertanian berkelanjutan dan bersahabat dengan lingkungan, kelaparan akan dapat diperangi. FAO dalam konferensi puncak di Roma, terutama hendak mencapai konsensus global yang lebih luas, untuk mencegah bencana kelaparan di abad ke 21.

Helle Jeppesen/Agus Setiawan

Editor: Yuniman Farid