1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Dongeng Urban di Jerman

Marlis Schaum12 Februari 2014

Di Indonesia, legenda kota atau dongeng urban seringkali bersifat takhayul dan kisah naas. Di Jerman, dongeng urban biasanya lucu.

https://p.dw.com/p/13bOk
Comic-Knigge für Asylbewerber Sachsen
Foto: SMI Sachsen

Sebuah grup taman kanak-kanak berkunjung ke kebun binatang di kota Köln. Di setiap petak, anak-anak takjub melihat binatang-binatang dan berusaha untuk berlama-lama di sana. Sekembalinya ke gedung Taman Kanak-kanak, pembimbing grup melihat ada cairan yang keluar dari ransel seorang anak didiknya. Ketika dibuka, kepala kecil seekor pinguin menengok ke luar ransel. Si anak mengaku, pinguin itu ia dia bawa karena lucu sekali.

Zoo Münster Pinguine
Foto: Allwetterzoo Münster

Ini bukan kejadian sebenarnya, tapi sebuah dongeng yang tengah ramai beredar di Jerman Utara. Anda juga bisa mencarinya di internet dan akan menemukan bahwa cerita serupa sudah ada sejak 1993. Mungkin hingga kini, sudah ribuan kali diceritakan kembali, di seluruh dunia. Inilah kira-kira yang disebut legenda kota atau dongeng urban itu.

Pensiunan dosen bahasa Jerman, Profesor Helmut Fischer mendengar cerita berikut dua tahun lalu di Köln. Terkisah, "Beberapa orang jalan-jalan di tengah kota. Di simpang jalan mereka melihat dompet seorang lelaki berwajah Arab jatuh dari kantongnya. Salah seorang dari mereka memungut dompet itu dan mengejar lelaki tadi, sambil berseru, „permisi bung, ini dompet Anda yang tadi jatuh. Lelaki itupun menjawab, „Ah, Anda baik sekali, ternyata masih ada orang jujur di Jerman. Sayang saya tak bisa memberikan hadiah, tapi tunggulah, di pawai menjelang Paskah nanti akan terjadi sesuatu!“

Mungkin Terjadi

Cerita Helmut Fischer tadi, mungkin terjadi dan iapun lalu menyelidikinya. Ternyata cerita itu diangkat oleh media dan bahkan polisi serta pejabat pelindung konstitusi sempat memantaunya. Cerita serupa tiba-tiba muncul di München. Juga di beberapa kota lain, hanya lokasi peristiwanya berbeda-beda. Di Oberhausen misalnya peristiwa itu terjadi di mall pertokoan Centro.

Aus dem CentrO in Oberhausen
CentrO di OberhausenFoto: Stadt Oberhausen

Bagi Fischer, indikasi ini menunjukkan struktur legenda kota, atau dongeng urban.

"Cerita ini bisa dipercaya. Seandainya tidak, maka biasanya tidak diceritakan lebih lanjut. Yang sangat menarik adalah biasanya saat diceritakan lagi, si pendongeng akan menguatkan kisah itu dengan pernyataan mengenai kedekatannya dengan peristiwanya. Semisal dengan mengaku kenal dengan orang yang paling awal menceritakannya. Cuma setelah ditelusuri, biasanya hubungan dengan kenalan itu sangat jauh. Jadi peristiwa yang diceritakan itu dialami oleh kenalan dari seorang kenalan, yang adalah kenalan dari seorang kenalan lain...dan seterusnya. “

Si pendongeng bertopang pada tingkat kepercayaan pendengar terhadap dirinya. Tambah Fischer, ini adalah prasyarat penting bagi penceritaannya kembali.

Sumber sulit dilacak

Helmut Fischer telah mengumpulkan banyak dongeng urban atau legenda kota ini. Sumber persis ceritanya tak bisa dipastikan. Menurut dia, ini karena ceritanya begitu cepat beredar. Bahkan tanpa bantuan internet, ujicoba di awal 1980-an menunjukkan bahwa sebuah dongeng urban hanya perlu satu setengah hari untuk tersebar dari Kalifornia hingga New York, dan sudah bervariasi. Biasanya dongeng itu lahir dari sebuah peristiwa nyata, yang menggelitik khayalan orang.

Penelitian mengenai legenda kota sudah ada sejak tahun 1960-an. Namun sejak 1980 dongeng-dongeng urban di Jerman semakin sering diteliti. Antara lain oleh Rolf Wilhelm Brednich, yang kini menetap di Selandia Baru. Brednich berhasil mengumpulkan 700 dongeng. Menurut dia, sebuah cerita bakal kembali didongengkan dan akhirnya menjadi legenda kota bila memenuhi sejumlah prasyarat.

"Ceritanya harus berdasarkan situasi sehari-hari, sehingga terasa natural. Misalnya, pada saat berlibur, sedang jalan-jalan sore atau pergi makan. Lalu terjadi sesuatu yang tak disangka dan memberikan efek Aha! Itulah yang amat menarik bagi pendongeng dan pendengar“. Tambahnya, "Efek ini harus pas, harus mungkin terjadi, tapi bisa juga tidak."

Menggelitik Rasa Takut

Salah satu dongeng urban tertua, muncul abad ke-19 di Schlessien. Brendich menceritakannya begini: "Hujan deras. Di dekat hutan. Seorang perempuan di pinggir jalan memberi tanda ingin menumpang. Supir kereta kuda berhenti, menanyakan tujuan. Perempuan yang karena tidak kenal, diminta duduk di belakang itu lalu membuka jaketnya yang basah dan tampak tertidur setelah sedikit berbincang.

Flash-Galerie Szenenbilder der Oper Love and Other Demons
Foto: Paul Leclaire

Di alamat tujuan, si supir keluar dan mengetuk pintu‚ seraya berseru: “Ini ada anak gadis ibu.” Dan memang seorang perempuan setengah baya membuka pintu. Namun katanya, "putri saya meninggal tepat satu tahun lalu dalam kecelakaan di tepi hutan.“ Ketika mereka membuka pintu belakang, hanya jaket yang tertinggal."

Dongeng itu kini masih diceritakan, tapi terjadi pada pengendara mobil. Menurut Brednich dan Fischer, banyak legenda atau dongeng yang bermain dengan rasa takut manusia, apalagi dulu. Tapi di dunia modern, semakin banyak yang bersifat guyon atau lucu, seperti cerita tentang pinguin yang dibawa pulang.