1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Dulmatin, Ahli Bom Yang Ditakuti

10 Maret 2010

Kepolisian Indonesia memastikan bahwa jenazah tersangka teroris yang tewas dalam penggerebekan di sebuah ruko di Pamulang, Jakarta,, adalah Dulmatin, buronan paling dicari setelah tewasnya Nordin M. Top.

https://p.dw.com/p/MOef
Foto: AP

Dulmatin memakai banyak nama. Antara lain Joko Pitono, Yahya Ibrahim, Mansour, Abdul Matin, Muktamar dan Noval. Lahir di Pemalang, Jawa Tengah tahun 1970. Ia pernah berada di Afghanistan untuk beberapa waktu antara tahun 1990 sampai 2001 dan mendapat berbagai pelatihan. Ia punya keahlian di bidang elektronik dan disebut-sebut sebagai ahli merakit bom.

Dulmatin diyakini merakit bom mobil yang digunakan dalam serangan bom di Bali tahun 2002 dan menewaskan 202 orang. Di lingkungan kelompoknya, ia mendapat panggilan jenius karena sering merakit bom mobil maupun rompi dengan bahan peledak. Sudah lama aparat kepolisian Indonesia mengejar Dulmatin.

Sekitar tahun 2003 Dulmatin lari ke Filipina dan bersembunyi dengan kelompok-kelompok militan di sana. Ia mulanya bergabung dengan kelompok muslim Front Pembebeasan Islam Moro MILF. Namun setelah ada perundingan damai antara MILF dan pemerintah Filipina, ia bergabung dengan kelompok militan yang lebih kecil, Abu Sayyaf.

Menurut polisi Filipina, Dulmatin juga menyelenggarakan pelatihan militer untuk kelompok-kelompok militan di Filipina Selatan dan mempersiapkan serangan-serangan teror. Ia tetap berhubungan dengan sel-sel teror di Indonesia melalui internet. Dalam sebuah kontak senjata dengan aparat keamanan Filipina, ia diduga menderita luka tembak. Awal 2008, Filipina pernah melaporkan penemuan jenazah yang diduga Dulmatin.

Karena dianggap sangat berbahaya, pemerintah Amerika Serikat menjanjikan 10 juta Dollar Amerika Serikat kepada pihak yang dapat memberikan informasi yang dapat menuntun penangkapannya, hidup atau mati. Ia disebut-sebut sebagai salah satu tokoh terpenting dalam jaringan teror Jemaah Islamiah dan Al Qaida di Asia Tenggara. Perjalanannya berakhir dalam serangan polisi di Pamulang, Tangerang, Jawa Barat hari Selasa (09/03). Ia tertembak mati.

Hendra Pasuhuk

Editor: Yuniman Farid