1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Dunia Kecam Serangan Teror di Maroko

29 April 2011

Masyarakat internasional mengecam keras serangan teror di Marrakesh yang terutama ditujukan kepada wisatawan asing. Raja Marokko, Muhammad VI memerintahkan pengusutan serius terhadap serangan tsb.

https://p.dw.com/p/116Tu
Rescue workers stand by a victim of an explosion which ripped through a cafe popular among foreign tourists in the Moroccan city of Marrakech, Thursday, April, 28, 2011 killing and wounding people in what the government called a suspected criminal act. If confirmed as terrorism, the blast in the iconic Djemma el-Fna square would be Morocco's deadliest bombing in eight years. (Foto:Tarik Najmaoui/AP/dapd)
Tim Penolong mengevakuasi korban serangan teror di Cafe Argana di lapangan Jemaa al Fnaa, Marakesh.Foto: AP

Dewan Keamanan PBB mengutuk serangan terror di kafe Argana di kota Marrakesh yang menewaskan sedikitnya 11 wisatawan asing dan 5 warga lokal. Sekitar 20 orang dinyatakan terluka. Sejauh ini belum ada yang mengaku bertanggung jawab melancarkan serangan yang diduga aksi bunuh diri itu. Namun para pakar keamanan menduga, kelompok Al Qaida di kawasan Islam Maghribi-AQMI berada di balik serangan pembunuhan tsb. Hal itu dikaitkan dengan video kelompok Al Qaida di Afrika Utara yang mengancam akan menyerang kepentingan Marokko, yang diunggah ke situs internet YouTube pekan lalu.

Pakar terorisme dari Perancis, Roland Jacquard menyampaikan analisanya : “Al Qaida seringkali menyasar wisatawan, karena dengan itu akan banyak korban internasional. Ingat saja serangan di Djerba, Sharm el-Sheikh atau di Kenya. Dengan serangan semacam itu, mereka membuat kepala berita, tepat itulah tujuannya. Dan seorang pemuda yang membawa ransel di keramaian kota Marrakesh adalah normal.”

Menteri komunikasi Marokko, Khalid Naciri menegaskan, negaranya kembali menghadapi ancaman yang sama dengan situasi bulan Mei 2003. Ketika itu, dalam serangan teror terkoordinir yang dilancarkan kelompok ekstrimis di kota Casablanca sedikitnya 45 orang tewas, termasuk 12 orang pelaku serangan bunuh diri. Setelah serangan itu, polisi menumpas puluhan sel teroris dan menangkapi ribuan tersangka anggota kelompok ekstrimis Islam.

Sekretaris jenderal PBB, Ban Ki Moon mengecam keras serangan membabi buta dengan sasaran warga sipil tidak berdosa itu. Juga menteri luar negeri Jerman, Guido Westerwelle dalam wawancara dengan televisi kanal satu Jerman-ARD, mengecam aksi teror di Marokko tsb. „Kami mengutuk serangan teror ini, dan menyatakan dukacita bagi para korban. Sejauh ini kami belum mengetahui latar belakangnya. Tapi satu hal amat penting, yakni proses reformasi di Marokko harus dilanjutkan, dan tidak macet akibat bom, karena itu juga sebuah peluang bagi Marokko“, tegas Westerwelle.

Juga presiden Perancis, Nicolas Sarkozy dan menteri luar negeri AS, Hillary Clinton secara senada melontarkan kecaman keras atas aksi teror tsb.

Kementrian dalam negeri Marokko menyebutkan, pihaknya sedang melancarkan pengusutan intensif atas serangan teror ke Kafe Argana di lapangan Jamaa al Fnaa di Marrakesh. Belum diketahui apakah serangannya berkaitan dengan rencana reformasi yang diumumkan Raja Muhammad VI belum lama ini. Seperti juga di negara Afrika Utara lainnya, di Marokko beberapa bulan belakangan ribuan warga turun ke jalanan, menuntut sebuah reformasi demokratis. Tapi aksi demonstrasi itu tidak memicu aksi kerusuhan seperti di negara lain di kawasan tsb. Raja Muhammad VI yang masih dihormati mayoritas rakyatnya, sudah berjanji, akan menyerahkan sebagian kekuasaannya, demi memperkuat posisi pemerintah dan parlemen.

Agus Setiawan/rtr/dpa/afp/ap

Editor : Dyan Kostermans