1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Memperingati Kelahiran Mantan Presiden

ap/hp7 Juni 2016

#DWNesia pekan ini memperingati hari lahir mantan presiden Sukarno dan Suharto, serta hari samudera sedunia.

https://p.dw.com/p/1J1E5
Indonesien Suhartos Weg zur Macht (Bildergalerie)
Foto: picture-alliance/dpa

Jika Suharto masih hidup, usianya tentu sudah 95 tahun. Di tahun ini, Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa menyatakan gelar pahlawan nasional akan dihibahkan kepada mantan presiden yang dijuluki “The Smiling General” tersebut.

Khofifah menjelaskan, Tim Peneliti, Pengkaji Gelar Pusat (TP2GP) telah membuat surat mengenai hal tersebut untuk dibahas oleh Tim Dewan Gelar. Surat tersebut dibuat satu paket yang berisi pengajuan gelar pahlawan Gus Dur dan Soeharto. Rencananya, pemberian gelar pahlawan itu akan diberikan pada bulan November 2016.

Suharto, yang memimpin Indonesia selama 32 tahun, lagi pula, memiliki cerita-cerita suksesnya. Seperti julukannya, Bapak Pembangunan, eranya diikuti dengan pertumbuhan ekonomi yang menjulang. Argumentasi mengapa Suharto layak dijadikan pahlawan nasional akan selalu ada. Esais Geger Riyanto membandingkannya dengan pemberian gelar serupa bagi presiden pertama Indonesia, Sukarno, Geger Riyanto mengingatkan, seyogianya masyarakat tidak lupa bahwa masa Suharto, masyarakat pernah menjadi saksi tak berdaya ketamakan tiada tara yang dilindungi kesewenang-wenangan mengerikan. Ikuti opininya dalam: "Paman Gober" jadi Pahlawan Nasional.

Sementara dalam analisanya, Aris Santoso memaparkan bagaimana bayang-bayang Suharto masih terasa dalam politik Indonesia hari-hari ini. Simak penjelasannya dalam tajuk: Suharto dan Tradisi Politik Militer.

Semangat membesarkan nama Indonesia hadir dalam opini Andibachtiar Yusuf berjudul: Negeri yang Mengagumkan. Sekelumit tentang Bung Karno menggambarkan kemerdekaan bangsa Indonesia sebagai jembatan emas dapat Anda baca dalam tulisan Zacky Khairul Umam: Indonesia, Andalusia baru?

Menyambut hari samudera sedunia, pekan ini #DWNesia juga mengajak Anda untuk berpartisipasi melindungi laut kita. Gagasan Hari Laut Sedunia diperkenalkan pada tahun 1992 pada saat Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Bumi di Rio de Janeiro, Brasil. Pada tahun 2008 Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) kemudian menetapkannya secara resmi menjadi Hari Laut Sedunia, dan sejak itu setiap tanggal 8 Juni, setiap tahun, jutaan orang di seluruh dunia bersama-sama merayakan pentingnya keberadaan laut bagi keberlangsungan hidup kita. Salah satu inspirator dalam perlindungan laut di Indonesia adalah menteri Susi Pudjiastuti yang telah melakukan banyak gebrakan. Simak dalam opini Sari Safitri Mohan: Mentri Susi, sang Pengubur Kapal Ilegal.

Pekan ini kita juga memperingati hari menentang menggunakan pekerja anak. Indonesia sendiri telah meratifikasi konvensi Organisasi Pekerja Internasional (ILO) yang berkomitmen menghapus pekerja anak di seluruh dunia. Namun bagaimana aplikasinya? Simak dalam opini aktivis migran Wahyu Susilo tentang nasib para buruh migran kita, terutama yang masih di bawah umur.

Sependapatkah Anda dengan pemikiran penulis? Bagaimana pendapat Anda sendiri?

Anda bebas mengutarakan opini Anda sendiri. Kami tunggu tanggapannya di Facebook DW_Indonesia dan twitter @dw_indonesia. Seperti biasa, sertakan tagar #DWNesia dalam mengajukan pendapatmu.

Salam #DWNesia