1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Energi Nabati Atasi Ledakan Penduduk Galapagos

Manuela Kasper-Claridge23 November 2013

Ledakan penduduk dan perubahan iklim mengancam Kepulauan Galapagos. Perlindungan hewan menjadi prioritas. Sementara tanaman jarak pagar menjadi pilihan untuk menjawab kebutuhan energi.

https://p.dw.com/p/1AMzS
Foto: imago/McPHOTO

Kura-kura raksasa berenang bebas di pulau Isabela di Galapagos. Keragaman hayati di pulau ini sangat unik. Tapi perubahan iklim memicu dampak yang menghawatirkan.

Kura-kura di Kepulauan Galapagos hidup dari rumput, tanaman dan kaktus. Jika jumlah makanan tidak cukup lagi, kura-kura akan berhenti berkembang biak.

Kini Yayasan Charles Darwin, bersama pihak Taman Nasional Galapagos membangun beberapa pusat penangkaran. Buat Ekuador, pelestarian habitat alami yang unik ini merupakan prioritas utama.

"Kami berangkat dari perlindungan satu jenis hewan menjadi perlindungan semua ekosistem. Hewan terpenting yang berperan pada ekosistem di Galapagos adalah kura-kura. Karena di Galapagos binatang ini adalah hewan terpenting dari semua herbivora," papar Danny Rueda sebagai perwakilan Taman Nasional Galapagos.

Keberadaan kura-kura raksasa terancam perubahan iklim
Keberadaan kura-kura raksasa terancam perubahan iklimFoto: DW

Kebutuhan energi ikut naik

Semakin banyak manusia yang menetap di Galapagos. Dalam 30 tahun terakhir, jumlah penduduk membengkak empat kali lipat. Saat ini jumlahnya sekitar 30.000 penduduk, ditambah dengan 180.000 turis setiap tahun. Mereka mengubah habitat alami di Galapagos.

Kebutuhan energi juga meningkat, misalnya di pulau Floreana, pulau terkecil yang dihuni di Galapagos. Selama ini penduduk menggunakan bahan bakar solar untuk memproduksi listrik.

Tapi saat ini generator listrik di Floreana digerakkan oleh bahan bakar nabati. Tim ahli dari Jerman ikut membantu membangun instalasinya, sebuah proyek percontohan untuk Galapagos, didukung oleh inisiatif perlindungan iklim internasional.

Proyek percontohan energi nabati

Minyak tanaman jarak pagar dikirim dari daratan Ekuador. Produksi energi nyaris bebas CO2 ini menjadi contoh untuk pulau-pulau lain.

Minyak nabati tidak cuma digunakan membangkitkan listrik, tetapi juga menjadi pemasukan tambahan untuk penduduk Ekuador. Salah satu wilayah termiskin adalah provinsi Manabi. Di sini petani memanen biji jarak pagar untuk dijual ke Galapagos.

Jarak pagar bukan bahan pangan, jadi tanaman ini amat ideal untuk dijadikan bahan bakar. Bijinya juga tidak berasal dari budidaya monokultur.

Tapi apa yang terlihat sederhana, ternyata sangat rumit. Awalnya kualitas panen kurang mencukupi, dan minyaknya tidak cukup jernih. Filter khusus pun digunakan dan para petani mengikuti bimbingan. Saat ini kualitasnya sudah jauh lebih baik. .

"Mesin-mesin di Galapagos tergolong sangat modern yang memenuhi syarat gas buang terbaru. Jadi mesin ini membutuhkan kualitas bahan bakar tinggi. Dan Manabi mampu memproduksi bahan bakar yang kami butuhkan," kata Georg Gruber, seorang pakar energi nabati.