1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Era Partai Buruh Berakhir

7 Mei 2010

Partai Konservatif merebut kursi terbanyak di parlemen Inggris. Tapi tidak berhasil mencapai mayoritas mutlak 326 kursi. Partai Liberal Demokrat tidak sekuat yang diperkirakan.

https://p.dw.com/p/NGf2
Warga terlihat meninggalkan tempat pemungutan suara di Inggris, Kamis (06/05).
Warga terlihat meninggalkan tempat pemungutan suara di Inggris, Kamis (06/05).Foto: AP

Sampai saat ini, Konservatif sudah mengumpulkan 291 kursi, Partai Buruh 251 dan Liberal Demokrat 52 kursi. Pimpinan Partai Konservatif David Cameron segera bereaksi dan menyatakan bahwa Partai Buruh dan pemerintahan Perdana Menteri Gordon Brown sudah kehilangan mandat untuk memerintah. Tapi Partai Konservatif tidak mampu membentuk pemerintahan sendiri dan harus mengajak partai-partai kecil untuk mendukungnya. Menurut konstitusi Inggris, Perdana Menteri Gordon Brown punya hak pertama untuk mencoba membentuk pemerintahan. Tapi perolehan kursi Partai Buruh anjlok terlalu jauh. Kalaupun didukung sepenuhnya oleh Partai Liberal Demokrat, jumlah suara belum cukup untuk mencapai mayoritas mutlak. Artinya, akan ada perundingan alot di belakang layar dari kedua partai besar untuk mendapat dukungan partai-partai yang lebih kecil.

Partai Liberal Demokrat yang dalam jajak pendapat sebelumnya diperkirakan tampil sebagai kejutan ternyata tidak berhasil merebut lebih banyak kursi dari pemilu sebelumnya. Jadi tidak ada kubu politik yang sekarang punya mayoritas mutlak. Situasi inilah yang di Inggris disebut situasi 'parlemen gantung'. Secara teoritis, Partai Konservatif bisa membentuk pemerintahan minoritas. Namun dalam situasi ekonomi dan keuangan yang masih tidak menentu, banyak pengamat menilai, pemerintahan minoritas tidak menguntungkan dan hanya akan membuat kekhawatiran meluas.

Pimpinan Demokrat Liberal Nick Clegg mengaku kecewa dengan hasil pemilu parlemen. Sedangkan Perdana Menteri Gordon Brown dalam reaksi pertamanya menegaskan, dia akan berupaya agar Inggris mendapat pemerintahan yang kuat.

Tema kampanye Brown dalam pemilu kali ini adalah menjamin pemulihan ekonomi yang masih goyah akibat krisis keuangan global yang terjadi tahun lalu. Namun para kritikus menuding Brown bertanggung jawab dalam defisit anggaran senilai 163 miliar Poundsterling .

Sejumlah surat kabar Inggris mengingatkan masalah yang akan dihadapi pemerintahan yang baru. Yakni, peringatan dari Komisi Eropa bahwa defisit anggaran Inggris pada tahun 2011 diperkirakan mencapai 12 persen dari produk domestik brutonya. Defisit ini akan melebihi apa yang pernah dialami Yunani.

Sementara itu pasar menunjukkan sentimen negatif dan keresahan menjelang pemilu itu. Keresahan ini muncul akibat dilontarkannya prakiraan mengenai perundingan berkepanjangan seputar pembentukan pemerintahan yang baru.

Profesor Justin Fisher, pakar ilmu politik dari Universitas Brunel di London sebelumnya memang sudah memprediksi, bakal sangat sulit bagi Partai Konservatif untuk meraih mayoritas mutlak.

Luky Setyarini /AS/dpa/ap
Editor: Agus Setiawan