1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Eropa Semakin Menua

25 Oktober 2011

Pertumbuhan penduduk di Eropa berkebalikan dengan di Asia dan Afrika yang terus bertambah secara pesat. Jumlah penduduk Eropa terus menyusut dan semakin tua.

https://p.dw.com/p/12yKC
Foto: Fotolia/Stephen Finn

Dalam laporan Demografi Eropa 2010 yang dibuat atas pesanan Komisi Uni Eropa disebutkan, dalam beberapa tahun terakhir, tingkat kelahiran di negara-negara anggota Uni Eropa mengalami sedikit kenaikan. Rata-rata tingkat kelahiran 1,6 anak per ibu.

Pemicunya diduga berubahnya pola keluarga tradisional. Kini perempuan yang tidak menikah juga melahirkan anak. Selain itu politik keluarga, dengan memberikan bantuan keuangan kepada orang tua, diperkirakan berdampak positif.

Tapi laju rata-rata kelahiran Eropa itu tetap tidak mencukupi. Untuk mempertahankan populasi penduduk pada jumlah saat ini, diperlukan rata-rata tingkat kelahiran 2,1 anak per ibu.

Demografi Menua

Di sisi lainnya, peta demografi Eropa ibaratnya menua. Umur harapan hidup rata-rata pria mencapai 78 tahun dan perempuan 82 tahun. Populasi manula terbanyak terdapat di Jerman, Italia dan Perancis. Semakin banyak manula, berarti semakin sedikit penduduk yang berusia produktif.

Dampaknya diungkapkan pimpinan bagian politik pendidikan dan lapangan kerja di Institut Ekonomi Jerman di kota Köln, Axel Plünnecke : “Secara umum kita dapat melihat, lewat perubahan demografi, perspektif pertumbuhan ekonomi di Eropa akan direduksi. Yang menentukan dalam ekonomi adalah, seberapa banyak kuota penduduk usia produktif pada keseluruhan populasi. Terlihat kuota warga yang bekerja terus menurun.”

Zunehmende Alterung bedroht Sozialsysteme
Semakin meningkatnya kuota manula, mengancam runtuhnya sistem sosial.Foto: picture-alliance/ dpa

Dampaknya terasa langsung pada sistem sosial. Di negara-negara Eropa, dimana makin sedikit warganya yang bekerja, semakin sedikit pula kontribusi yang dibayarkan ke kas pensiun atau dana sosial. Selain itu, dalam beberapa tahun mendatang, generasi “baby boomer“, yang dilahirkan sesaat setelah berakhirnya perang dunia kedua, juga akan mulai memasuki usia pensiun. Uni Eropa memperkirakan, mulai tahun 2014 jumlah warga yang aktif bekerja akan terus menurun.

Migrasi

Symbolbild Einwanderung Gastarbeiter IT-Branche
Diperlukan migran yang handal.Foto: DW/picture-alliance/dpa

Di sisi lainnya, selain tingkat kelahiran dan umur harapan hidup, terdapat faktor berikutnya yang mempengaruhi perkembangan populasi, yakni migrasi. Laporan Demografi 2010 dari Komisi Uni Eropa menyebutkan, migrasi memberikan kontribusi terbesar bagi pertumbuhan penduduk Uni Eropa. Saat ini di Uni Eropa bermukim sekitar 20 juta warga migran.

Axel Plünnecke memandang, migrasi merupakan bagian dari solusi masalah demografi. “Migrasi adalah sebuah komponen, disamping pemanfaatan lebih baik seluruh potensi warga asli yang memang sudah ada. Dimana kita dapat melihat, bagaimana kelompok bermasalah ini dapat lebih baik diintegrasikan dalam lapangan kerja. Migrasi untuk selanjutnya dapat membantu,“ ujarnya.

Akan tetapi sejumlah pakar ekonomi dan demografi memperingatkan, migrasi tidak akan dapat mempermuda dan meningkatkan jumlah populasi pada sebuah masyarakat yang secara demografis semakin menua. Karena dimensi masalahnya telalu besar dan untuk itu diperlukan migrasi secara masif. Artinya, masyarakat Eropa sendiri yang harus berjuang keras, agar populasinya tidak terus menyusut dan semakin menua.

Daphne Grathwohl /AgusSetiawan

Editor : Andy Budiman