1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Eskalasi Kekerasan Dikhawatirkan Akan Meletus

13 Maret 2012

Pemerintah AS khawatir akan timbulnya aksi protes dengan kekerasan, menyusul pembantaian yang dilakukan seorang tentara AS di Afghanistan.

https://p.dw.com/p/14Ji2
Foto: Reuters

Dikhawatirkan situasi akan mirip seperti setelah insiden pembakaran Al Quran, Februari lalu: demonstrasi dengan kekerasan yang berujung pada kerusuhan berdarah. “Bagi kami sudah jelas, ada potensi yang menjurus ke arah itu,“ dikatakan juru bicara Kementrian Luar Negeri AS, Mark Toner, di Washington.

Kedutaan Besar AS di Kabul sudah mendapat peringatan akan terjadinya protes anti Amerika. Aksi demonstrasi besar pertama sudah terjadi di wilayah timur Afghanistan. Ratusan pelajar turun ke jalanan kota Jalalabad meneriakkan slogan anti Amerika sambil mengusung spanduk, menyerukan digelarnya pengadilan di depan umum terhadap pelaku penembakan.

Hukuman Mati bagi Pelaku?

Seperti yang dikatakan Menteri Pertahanan AS Leon Panetta, pelaku penembakan terancam hukuman berat. Pelaku akan diadili oleh pengadilan militer, dikatakan Panetta, dalam penerbangan menuju Kyrgyzstan. Jika terbukti bersalah, ia terancam hukuman mati. Panetta memperingatkan, insiden seperti ini dapat kembali terjadi dalam masa perang. “Perang adalah neraka,“ dikatakan Panetta. Yang lebih penting adalah, “Bahwa kita mengakhiri perang ini secara bertanggungjawab.“

US-Verteidigungsminister Leon Panetta
Menteri Pertahanan AS Leon PanettaFoto: Reuters

Menurut Panetta dan Pentagon, pelaku aksi pembantaian merupakan pelaku tunggal dari jajaran militer AS. Pentagon menyatakan, prajurit tersebut sebelumnya ditugaskan sebanyak tiga kali di Irak, sebelum ditempatkan di Afghanistan. Saat bertugas di Irak, ia mengalami kecelakaan lalu-lintas yang menyebabkan cidera otak traumatis, kata sebuah sumber di Pentagon, yang tidak bersedia disebutkan namanya. Cidera seperti ini dialami cukup banyak tentara AS di Irak atau Afghanistan. Ahli saraf melihat, prilaku korban setalah mengalami cidera adanya hubungan dengan sindrom stress pasca kejadian traumatis.

Jadwal Penarikan Pasukan Asing Tidak Berubah

Karte Afghanistan mit Kabul und Masar-i-Scharif
Insiden penemabakan di provinsi Kandahar, Minggu (11/03), menewaskan 16 warga sipil.Foto: DW

Amerika Serikat menyatakan tidak akan mengubah jadwal penarikan pasukan tempur dari Afghanistan. “Penarikan pasukan AS harus dilakukan secara bertanggungjawab, agar kita nanti tidak harus kembali ke sana,“ dikatakan Presiden Barack Obama. Pasukan tidak boleh ditarik dengan tergesa-gesa. Dan juga, “Kita tidak tinggal lebih lama daripada seharusnya,“ ditambahkan Obama. Menurut rencana, sampai akhir tahun 2014, seluruh pasukan tempur yang tergabung dalam ISAF akan ditarik keluar.

Desakan penarikan pasukan asing dari Afghanistan semakin kuat, setelah beberapa insiden yang melibatkan tentara AS menimbulkan aksi kekerasan. Dalam demonstrasi mengecam pembakaran Al Quran, Februari lalu, 30 orang tewas, ketika aksi protes berubah menjadi kerusuhan. Pembantain oleh serdadu AS di provinsi Kandahar, Minggu (11/03), menewaskan 16 warga sipil.

Yuniman Farid (rtr,dpa,afp,dap)

Editor: Hendra Pasuhuk