1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

271010 Klavierfestival

9 November 2010

Berlangsung tidak di gedung opera atau gedung konser, melainkan dalam sebuah ruang yang kecil: pemain piano bermain di ruang tamu mereka sendiri. Festival musik untuk mengumpulkan publik baru yang menyukai musik klasik.

https://p.dw.com/p/Q2Gq
Foto: picture-alliance / chromorange

Di lebih dari 70 ruang tamu di kota Berlin, pemain piano profesional, amatir dan bakat muda menunjukkan kebolehannya. Persayaratan satu-satunya adalah satu menit video iklan di internet, yang mana iklan itu harus memenuhi kriteria para juri. Di internet publik bisa menyusun sendiri program konser ruang tamunya sendiri. Bagi pihak penyelenggara kata "ruang tamu" dalam hal ini adalah suatu istilah yang bisa diartikan cukup luas, misalnya, ruang konser bisa juga di loby sebuah toko.

Menarik Publik Baru

Sebuah piano berwarna hitam ditempatkan di tengah-tengah barisan tempat duduk penonton. Sekitar 40 pengunjung duduk dan mendengarkan pemain piano asal Swedia, Magnus Svensson. Lokasi ruang tamu yang dipakai bukan seperti yang orang bayangkan, melainkan berupa loby dari perusahaan mebel Swedia yang terletak di pinggir kota Berlin.

Festival Piano Kota ini digelar dengan satu gagasan, yaitu mempertunjukkan musik klasik di tempat yang tidak biasanya agar tercipta publik baru yang senang mendengar musik klasik. Ide yang bagus, menurut pemain piano Magnus Svensson. Sebab banyak orang sekarang enggan pergi ke konser musik klasik. "Sebab mereka tidak tahu, harus bersikap bagaimana, pakai pakaian apa, pikirkan apa atau mengharapkan apa. Sebenarnya orang tidak harus mengerti atau berpikir, dengerin aja! Kadang-kadang orang bilang "tapi itu kan Beethoven". Ya betul tapi Beethoven tetap saja musik, sama seperti band Abba."

Lebih dari 70 konser digelar dalam Festival Kota Piano ini. Setiap 2 jam diselenggarakan satu konser. Hedi Potag, ketua festival, mengatakan, ia menggagas festival ini untuk mengumpulkan publik baru yang menyukai musik klasik. "Saya rasa jalan masuk bagi generasi muda yang mempunyai minat yang tinggi tentang musik klasik sangat sulit. Makanya kami membuat Festival Kota Piano ini sedemikian rupa sehingga terbukalah jenis musik baru. Kami tidak menciptakannya, melainkan jenis baru itu muncul dengan sendirinya oleh karena perpaduan musik klasik dan pop. Dan harga karcis masuk 5 euro yang cukup murah. Ini menyebabkan orang mau datang. Orang bisa pakai jeans tanpa harus pakai jas. Saya kira ada masih banyak hal-hal lainnya yang menyokong festival ini.“

Mendekatkan Musik Klasik pada Masyarakat

Di bekas pemukiman buruh di Wedding, Berlin, sekarang ini terdapat banyak pengangguran. Rumah-rumah judi dan warung makan mewarnai suasana jalanan di sana. Sewa kamar yang murah menyebabkan banyak seniman yang tinggal di wilayah ini. Misalnya, di lantai satu sebuah rumah tua dengan dinding depan yang berwarna abu-abu kusam tinggal pemain piano asal Belgia Lucas Blondeel.

Beberapa tahun yang lalu pemuda yang berumur 28 tahun ini pindah ke Berlin. "Kami semua tahu bahwa sewa kamar di Wedding ini murah. Oleh karenanya saya bisa tinggal nyaman disini. Festval ini memberikan saya semangat luar biasa untuk membuat penduduk disini menyenangi musik klasik.“

Di tengah ruang tamu Lucas Blondeel tampak mecolok sebuah piano yang mengkilat. Di sepanjang dinding berderet bangku-bangku dan sofa yang tidak teratur susunannya. Tempat itu cukup buat 17 penonton. Suasana konser yang nyaman merupakan jaminan dari Lucas, karena ia sendiri sudah beberapa kali membuat konser musik di ruang tamunya.

Dengan diselenggarakannya Festival Kota Piano datang publik yang baru yang berbeda dengan publik sebelumnya. "Sebelumnya, yang datang adalah teman-teman dan tetangga yang profesinya sebagai mahasiswa atau supir taksi. Terutama orang yang tinggal dalam rumah susun ini. Pada acara Piano Kota banyak yang datang ke sini. Mereka sebelumnya belum pernah datang di konser musik klasik. Bahkan beberapa dari mereka datang kembali, karena mereka menganggap acara itu sangat menarik.“

Hal itu bukanlah mengejutkan lagi. Karena Lucas berusaha untuk mempermudah para pendengar menikmati musik klasik. Ia sendiri memberikan moderasi konsernya. Termasuk juga ia menerangkan terlebih dahulu profil komponis Chopin sebelum ia memulai memainkan karya Chopin. "Komponis seperti Schubert dan Chopin selalu bermain di rumah atau di tempat orang kaya. Chopin selalu menjadi tamu orang-orang terpandang. Sekarang tempat pertunjukan di Wedding mungkin sedikit berbeda. Tapi mungkin karena perbedaan itulah yang menjadikannya menarik."

Monika Hebbinghasu/Boboy Simanjuntak

Editor: Yuniman Farid