1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

WEF Prihatin dengan Mundurnya Kerjasama Internasional

Hardy Graupner
17 Januari 2019

Laporan Forum Ekonomi Dunia (WEF) menyatakan, tidak pernah sebelumnya ada begitu banyak risiko serius. WEF khawatir, ketegangan geopolitik mengurangi kemampuan komunitas internasional menghadapi peristiwa bencana.

https://p.dw.com/p/3Bj56
Indonesien Tsunami zerstörte Fischerboote
Foto: Getty Images/AFP/S. Tumbelaka

Dalam Laporan Resiko Global terbaru dari World Economic Forum (WEF) memperingatkan bahwa memburuknya hubungan internasional bisa menghambat tindakan bersama di sejumlah besar tantangan serius yang dihadapi umat manusia. Laporan itu dirilis menjelang pertemuan tahunan WEF di Davos, Swiss.

Laporan itu adalah hasil survei yang didasarkan pada persepsi risiko dari sekitar 1000 orang ahli dan pembuat keputusan. Perang dagang yang dilancarkan AS, terutama terhadap Cina, menjadi perhatian utama.

WEF mengatakan, situasi perdagangan global memburuk dengan cepat pada tahun 2018. Pertumbuhan ekonomi tahun ini akan terhambat karena  ketegangan geo-ekonomi. 88 persen responden yang disurvei memperkirakan akan terjadi erosi berkelanjutan dari aturan dan perjanjian perdagangan multilateral.

Mayoritas responden (85 persen) juga menyatakan khawatir, peningkatan resiko yang berasal dari konfrontasi politik antara kekuatan utama dunia akan memperuncing perbedaan pandangan tentang nilai-nilai fundamental.

"Dengan perdagangan global dan pertumbuhan ekonomi yang beresiko pada 2019, ada kebutuhan yang makin mendesak untuk memperbarui arsitektur kerja sama internasional," kata Presiden WEF Borge Brende. "Apa yang kita butuhkan sekarang adalah tindakan bersama untuk mempertahankan pertumbuhan dan mengatasi ancaman-ancaman besar yang dihadapi dunia hari ini."

Infografik Größte Risiken EN
Peringkat resiko global berdasarkan dampaknya

Dari ancaman kejahatan cyber sampai perubahan iklim

Laporan Resiko Global  WEF juga memberikan pandangan tentang resiko ancaman dan infratruktur keamanan data di dunia maya.

"Pendanaan infrastruktur yang terus-menerus kritis di seluruh dunia menghambat kemajuan ekonomi, membuat bisnis dan masyarakat lebih rentan terhadap serangan siber," kata John Drzik Marsh, lembaga mitra WEF. Tapi belum ada perkiraan konkret mengenai potensi ancaman itu.

Ancaman yang lebih konkret disampaikan mengenai konsekuensi dari perubahan iklim. Ada lima ancaman kategori tinggi yang disebutkan: hilangnya keanekaragaman hayati, peristiwa cuaca ekstrem, kegagalan mitigasi perubahan iklim, bencana buatan manusia dan bencana alam.

"Tidak mengherankan bahwa pada 2019 resiko lingkungan sekali lagi mendominasi daftar kekhawatiran utama," kata Alison Martin, Direktur Bidang Resiko di Zurich Insurance Group.

"Untuk menanggapi perubahan iklim secara efektif dibutuhkan peningkatan infrastruktur yang signifikan untuk beradaptasi dengan kondisi baru ini dan transisi ke ekonomi rendah karbon," tambahnya.

Infografik Top Trends EN
Trend potensi ancaman resiko global

Kesenjangan investasi infrastruktur

Para peneliti memperkirakan, investasi infrastruktur secara global akan mencapai 18 triliun Dolar AS pada tahun 2040, sedangkan kebutuhan diproyeksikan sebesar 97 triliun Dolar AS.

Masalah dalam pembangunan perkotaan diprediksi akan meningkat, karena kenaikan permukaan laut menjadi ancaman bagi ekstraksi air tanah yang bersih, sementara lebih banyak infrastruktur dibutuhkan, misalnya untuk menghadapi amukan badai dan topan hebat yang mengancam keselamatan penduduk.

Laporan Resiko Global 2019 juga memperkirakan, banyak orang akan mengalami penurunan kesejahteraan psikologis dan emosional sebagai akibat dari dunia yang makin cepat berubah. Hal ini berkaitan dengan transformasi sosial, teknologi, dan transformasi besar di bidang kerja.

Tekanan psikologis yang dialami oleh banyak orang di berbagai bagian dunia berhubungan dengan "perasaan kurangnya kontrol dalam menghadapi ketidakpastian," kata laporan WEF. (hp/ts)