1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
IptekAmerika Utara

Pertanda Kehidupan Ditemukan di Planet Venus?

15 September 2020

Para ilmuwan mendeteksi adanya gas fosfin di atmosfer planet Venus. Di Bumi gas fosfin menjadi indikator kemungkinan adanya mikroba. NASA mempertimbangkan untuk menyelidiki temuan itu.

https://p.dw.com/p/3iTbS
Foto ilustrasi atmosfer Planet Venus
Gambar ilustrasi atmosfer Planet VenusFoto: Reuters/ESO/M. Kornmesser/L. Calcada

Para ilmuwan melaporkan pada hari Senin (14/09) telah mendeteksi gas dengan tingkat keasaman tinggi pada awan yang ada di planet Venus. Gas yang disebut fosfin itu menjadi indikator kemungkinan adanya mikroba yang hidup di planet tetangga Bumi itu. Gas yang terbentuk dari ikatan satu atom fosfor dan tiga atom hidrogen itu menjadi sebuah pertanda potensial adanya kehidupan.

Namun para ilmuwan sejauh ini tidak menemukan bentuk kehidupan yang sebenarnya. Mereka mencatat bahwa di bumi fosfin diproduksi oleh bakteri yang berkembang biak di lingkungan yang kekurangan oksigen. Fosfin pertama kali terdeteksi melalui Teleskop James Clerk Maxwell yang ada di Hawaii dan kemudia dikonfirmasi menggunakan teleskop radio Atacama Large Millimeter / submillimeter Array (ALMA) di Chile.

"Saya sangat terkejut dan terpukau," kata astronom Jane Greaves dari Universitas Cardiff di Wales, penulis utama dari penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Nature Astronomy.

Keberadaan kehidupan di luar bumi telah lama menjadi salah satu misteri terpenting dalam sains. Ilmuwan telah menggunakan probe dan teleskop untuk mencari "tanda-tanda biologis" di planet dan bulan lain di tata surya.

"Dengan apa yang saat ini kita ketahui tentang Venus, yang paling masuk akal penjelasan adanya fosfin, yang mungkin terdengar fantastis, adalah adanya kehidupan," kata astrofisikawan yang juga juga penulis penelitian, Clara Sousa-Silva, dari Massachusetts Institute of Technology.

"Saya harus menekankan bahwa (adanya) kehidupan, sebagai penjelasan untuk penemuan kami, seharusnya, seperti biasa, menjadi kemungkinan terakhir," Sousa-Silva menambahkan.

"Ini penting karena jika itu fosfin, dan jika itu adalah (tanda) kehidupan, itu berarti kita tidak sendiri. Itu juga berarti banyak kehidupan, dan pasti ada banyak planet lainnya yang dihuni di seluruh galaksi kita."

Venus sendiri masih kalah pamor sebagai fokus pencarian kehidupan dibandingkan planet tetangga lainnya, Mars

Apakah di Planet Mars Ada Kehidupan?

Apa itu fosfin?

Fosfin adalah gas yang terbentuk dari ikatan satu atom fosfor dengan tiga atom hidrogen (PH3) yang sangat beracun bagi manusia.

Teleskop yang digunakan para ilmuwan dalam penelitian ini membantu mereka mempelajari reaksi kimia dan karakteristik dari benda langit yang diobservasi. Konsentrasi jejak fosfin terlacak dengan kadar 20 unit per miliar di atmosfer Venus.

Greaves mengatakan bahwa mereka meneliti potensi sumber non-biologis seperti vulkanisme, meteorit, petir, dan berbagai jenis reaksi kimia, tetapi tidak ada yang tampak sesuai. Penelitian terus dilanjutkan untuk mengkonfirmasi keberadaan kehidupan atau penjelasan alternatif.

Venus -planet kedua dari matahari- adalah planet tetangga terdekat Bumi, mempunyai kemiripan struktur tetapi berukuran sedikit lebih kecil. Venus terbungkus dalam atmosfer beracun yang memerangkap panas di dalamnya. Suhu permukaan Venus mencapai mencapai 471 derajat Celsius, cukup panas untuk melelehkan timah.

"Saya hanya bisa berspekulasi tentang kehidupan apa yang mungkin bertahan di Venus, jika memang itu ada. Tidak ada kehidupan yang bisa bertahan di permukaan Venus, karena itu sama sekali tidak dapat ditinggali, bahkan untuk biokimia yang sama sekali berbeda dari kita," ungkap Sousa-Silva.

"Tapi dahulu kala, Venus bisa memiliki kehidupan di permukaannya, sebelum efek rumah kaca yang tak terkendali menjadikan sebagian besar planet ini sama sekali tidak bisa dihuni," lanjut astronom dari Universitas Cardiff di Wales ini.

NASA siap menyelidiki Venus

Sejumlah ilmuwan telah menduga bahwa awan-awan di Venus pada ketinggian 50 sampai 60 kilometer, memiliki suhu sekitar 30 derajat Celcius, yang dapat menampung mikroba udara yang dapat bertahan di keasaman ekstrem. Awan ini memilki komposisi sekitar 90% asam sulfat. Mikroba di permukaan planet tidak dapat bertahan pada tingkat keasaman setinggi itu.

"Jika itu mikroorganisme, makhluk hidup ini bisa memiliki akses ke sinar matahari dan air, dan mungkin hidup dalam tetesan cairan untuk mencegah dehidrasi. Tetapi mikroba ini membutuhkan beberapa mekanisme yang tidak kita ketahui untuk melindungi diri mereka dari korosi oleh asam," papar Greaves.

Di Bumi, fosfin dihasilkan oleh mikroorganisme dalam lingkungan "anaerobik" alias tanpa oksigen, seperti pada tanaman limbah, rawa, sawah, sedimen-sedimen danau, dan kotoran serta saluran usus banyak hewan. Namun fosfin juga bisa terbentuk secara non-biologis akibat aktivitas industri.

Untuk menghasilkan fosfin, bakteri di bumi mengambil mineral fosfat atau unsur biologis dan menambahkan hidrogen.

Mencari Bumi Kedua di Jagat Raya

"Sesuatu pasti menciptakan fosfin di Venus, secepat mereka dihancurkan," kata penulis lainnya Anita Richards, seorang pakar astrofisika dari Universitas Manchester di Inggris.

Sementara itu administrator NASA Jim Bridenstine, menanggapi temuan ini, melalui cuitannya menyebut penemuan ini sebagai "perkembangan paling signifikan dalam pengembangan kasus untuk melacak kehidupan di luar Bumi."

NASA kini sedang mempertimbangkan untuk mengirimkan salah satu wahananya untuk menyelidiki lebih jauh atmosfer planet Venus. "Saatnya memprioritaskan Venus," cuit Bridenstine.

"Beruntungnya, Venus ada di sebelah (Bumi)," kata Sousa-Silva. "Jadi kita benar-benar bisa ke sana dan memeriksanya."

rap/as (Reuters)