1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

G8 Bahas Krisis Korea dan Suriah

11 April 2013

Ketegangan dengan Korea Utara jadi agenda utama pertemuan para menteri luar negeri G8 di London. Selain itu mereka juga membahas konflik di Suriah.

https://p.dw.com/p/18E4R
G8 Außenministertreffen London. Lancaster House Foto: Bernd Riegert, DW, alle Rechte.
Pertemuan G8 di LondonFoto: DW/B.Riegert

Para menteri luar negeri G8 berasal dari Inggris, Kanada, Perancis, Jerman, Italia, Jepang, Rusia dan Amerika Serikat. Pertemuan dua hari di London dimulai Rabu malam (10/04). Dalam pembicaraan Kamis (11/04) dibahas situasi di Semenanjung Korea.

Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov memperingatkan agar ketegangan di Korea tidak perlu dipertajam dengan manuver militer. Namun ia menegaskan, Amerika Serikat dan Rusia punya pandangan yang sama dalam krisis ini. ”Mengenai Korea Utara, kami tidak punya perbedaan dengan Amerika Serikat”, kata Lavrov di London setelah berbicara dengan Menlu AS, John Kerry.

Stasiun siaran Korea Selatan KBS, mengutip seorang pejabat militer Korea Selatan yang mengatakan bahwa Korea Utara bisa melakukan beberapa ujicoba roket secara simultan. Korea Selatan sudah meningkatkan status siaga militer.

Kantor berita Yonhap melaporkan, dari pantauan satelit militer terlihat bahwa Korea Utara sudah menempatkan lima unit peluncur roket di sebuah provinsi di kawasan timur. Setidaknya satu dari lima peluncur roket itu dimuati roket jarak menengah tipe Musudan. Roket jenis Musudan diperkirakan punya daya jangkau 3000 sampai 4000 kilometer.

Pyongyang menggunakan media resmi untuk meningkatkan ketegangan dengan retorika perang. Selain mengancam akan melakukan serangan nuklir, Korea Utara menutup kawasan industri Kaesong yang merupakan proyek kerjasama ekonomi utara dan selatan. Korea Utara juga memperingatkan warga asing agar meninggalkan semenanjung Korea.

Menteri Luar Negeri AS John Kerry melakukan pembicaraan dengan rekan sejabatnya dari Jepang, Fumio Kishida membahas ancaman dari Korea Utara. Seorang pejabat senior AS mengatakan, mereka juga membicarakan peran yang bisa dimainkan Cina untuk menekan Korea Utara.

Oposisi Suriah Dekati G8

Para menteri luar negeri G8 hari Rabu (10/04) bertemu dengan wakil-wakil oposisi Suriah, termasuk Perdana Menteri oposisi, Ghassan Hitto. Kelompok oposisi Suriah kembali meminta bantuan senjata.

Namun seorang pejabat AS mengatakan, dalam pertemuan itu Menlu AS John Kerry tidak menjanjikan apa-apa. Menlu Inggris John Hague menyebutkan, pertemuan dengan kelompok oposisi Suriah ”sangat produktif”. Ia menekankan, Koalisi Nasional Suriah SNC dan Perdana Menteri Ghassan Hitto “akan memainkan perang penting dalam memberi bantuan administrasi dan pelayanan kepada rakyat Suriah”.

Amerika Serikat dan Uni Eropa saat ini memberi bantuan non senjata kepada Tentara Pembebasan Suriah FSA berupa peralatan komunikasi, obat-obatan dan bahan makanan. Menlu AS John Kerry melakukan pembicaraan dengan Menlu Rusia, Sergei Lavrov untuk mendesak rejim Suriah dan Bashar al-Assad agar mengakhiri konflik.

Perancis dan Inggris sebelumnya mendesak Uni Eropa agar melonggarkan embargo senjata sehingga mereka bisa memberi bantuan senjata kepada pihak pemberontak. Namun kini muncul keraguan setelah ada berita bahwa kelompok militan di Suriah mendapat dukungan dari Al Qaida.

Organisasi hak asasi Human Rights Watch dalam laporan terbarunyanya menuduh pemerintah Suriah melakukan kejahatan perang, dan melakukan serangan udara yang mengakibatkan ribuan warga sipil terbunuh.

HP/DK (rtr, afp, dpa)