1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Gencatan Senjata Ukraina Rapuh

Bernd Johann (as)17 Februari 2015

Rakyat di timur Ukraina ingin perdamaian. Gencatan senjata adalah langkah pertama ke arah itu. Kini ujicoba pertama sudah menantang. Komentar Bernd Johann.

https://p.dw.com/p/1EcmG
Ukraine Streitkräfte Separatisten Debalzewe
Foto: Reuters/B. Ratner

Kesepakatan gencatan senjata untuk kawasan timur Ukraina walau rapuh adalah langkah pertama ke arah perdamaian. Bagi rakyat di kawasan konflik, kesepakatan Minsk adalah secercah harapan. Setelah mulai berlakunya gencatan senjata hari Minggu /15/2), warga di Donetsk bahkan sudah berani jalan-jalan lagi keluar rumah.

Tapi harus diakui, gencatan senjata itu amat ringkih. Terutama jika tidak seluruh poin kesepakatannya dijalankan secara konsekuen. Pelanggaran sudah terjadi kurang dari 48 jam setelah kesepakatan Minsk itu diterapkan. Di kota Debaltseve tidak ada pihak yang bertikai yang bersedia mundur ke garis demiliteriasi. Bahkan 8.000 serdadu Ukraina dilaporkan masih dikepung separatis pro-Rusia, yang menganggap kesepakatan tidak mencakup kota kecil yang strategis penting itu.

Sekarang, 48 jam setelah kesepakatan gencatan senjata berlaku, semua senjata berat harusnya mulai ditarik dari kawasan konflik. Pengamat dari organisasi untuk keamanan dan kerjasama di Eropa-OSCE harusnya bisa mengontrol pelaksanaan kesepakatan Minsk, dan memiliki akses tanpa hambatan ke semua pelosok di zona pertempuran. Tapi hingga kini, izin akses OSCE itu masih terus dirundingkan dengan alot.

Ketakutan dan harapan bercampurbaur di kalangan rakyat di kawasan konflik di timur Ukraina. Tapi rasa takut jauh lebih besar dari secercah asa. Semua pihak yang terlibat pertempuran juga tahu persis, bahwa gencatan senjata akan stabil, jika seluruh tank tempur, panser dan peluncur rudal ditarik dari kawasan konflik. Tapi realita menunjukkan, kelompok separatis pro-Rusia sejauh ini selalu menyalahgunakan gencatan senjata untuk makin mendorong gerak majunya dengan dibantu peralatan teknik militer dari Rusia.

Deutsche Welle REGIONEN Osteuropa Ukrainisch Bernd Johann
Bernd Johann kepala redaksi Ukraina DWFoto: DW/P. Henriksen

Tema senjata dari kelompok pemberontak pro-Rusia merupakan titik paling lemah dalam kesepakatan gencatan senjata Minsk. Sebab jalan bagi pemasokan logistik bagi kaum separtis melintasi perbatasan Rusia hingga kini masih tetap terbuka. Sebab Kiev tetap tidak diizinkan mengontrol pintu perbatasan ini hingga akhir tahun ini. Terdapat ketakutan, akan makin banyak senjata yang dimasukkan ke kawasan konflik, hingga keputusan dapat ditentukan lewat front pertempuran.

Dalam perundingan maraton di ibukota Belarusia Minsk banyak hal dibahas. Termasuk kondisi di kota Debalzeve yang terus diperebutkan. Sesuai kesepakatan, baik pasukan Ukraina maupun kaum separatis yang didukung Rusia, harus menarik senjata beratnya juga dari Debaltseve. Tapi tidak terlihat ada pertanda gerakan dan perang terus berlanjut. Kini, kota kecil Debaltseve seolah menjadi penentu dari perang atau damai di kawasan timur Ukraina.