1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Global Media Forum: Perlu Aliansi Global Bagi HAM

22 Juni 2011

Globalisasi, hak azasi manusia dan media menjadi isu hangat dalam Global Media Forum yang digelar Deutsche Welle selama 3 hari di Bonn. Sekitar 1600 peserta dari lebih dari 100 negara turut meramaikan.

https://p.dw.com/p/11htm
Pemenang kompetisi foto Klick di Global Media Forum 2011, Shanewaz Chowdhury, dengan jepretannya 'Children's Hands'
Pemenang kompetisi foto Klick di Global Media Forum 2011, Shanewaz Chowdhury, dengan jepretannya 'Children's Hands'Foto: GMF/Shanewaz Chowdhury

Pada upacara penutupan, direktur Deutsche Welle, Erik Bettermann menyerukan kepada para peserta untuk membentuk aliansi global untuk hak azasi manusia. "Ini merupakan rumusan sederhana. Tanpa hak azasi manusia tidak akan ada masyarakat sipil. Tidak akan ada kepastian hukum maupun kesejahteraan ekonomi. Media harus mengkomunikasikan keterkaitan ini."

Direktur Deutsche Welle, Erik Bettermann, berpidato dalam upacara penutupan Global Media Forum 2011
Direktur Deutsche Welle, Erik Bettermann, berpidato dalam upacara penutupan Global Media Forum 2011Foto: DW

Demikian pidato direktur Deutsche Welle, Erik Bettermann, dalam upacara penutupan Global Media Forum menjadi seruan bagi tanggung jawab media untuk menegakkan HAM bagi warga belahan dunia manapun. "Pengalaman yang kita dengar dari konferensi mencerminkan hak azasi manusia di seluruh dunia. Kami memfasilitasi pertukaran pandangan antara pembuat kebijakan dengan dunia akademis, antara dunia bisnis dengan media," tegasnya.

Jejaring sosial menjadi topik hangat

GMF mewadahi 50 lokakarya yang membahas mulai dari perdagangan manusia, kebebasan yang diberikan internet hingga korban perang narkoba di Amerika Latin. Para peserta yang kebanyakan jurnalis juga mendapat pelatihan mengenai kaidah pelaporan korban pelanggaran HAM tanpa melanggar hak para korban. Namun topik yang paling hangat dibahas adalah peran 'new media' serta jejaring sosial. Kemungkinan yang ditawarkan serta keterbatasan, maupun hubungannya dengan media tradisional.

Pemenang kedua kompetisi foto Klick di Global Media Forum 2011, Josef Hinterleitner, dengan foto berjudul 'Multi Kulti'
Pemenang kedua kompetisi foto Klick di Global Media Forum 2011, Josef Hinterleitner, dengan foto berjudul 'Multi Kulti'Foto: GMF/Josef Hinterleitner

Koordinator kampanye milenium PBB untuk Afrika bagian Selatan, Thomas Deve dari Zimbabwe merasa satu suara dengan jurnalis di berbagai penjuru dunia. "Bahwa jejaring sosial menjadi alat penting untuk menyatukan dunia. Siapapun bisa mengekspresikan pikiran mengenai hubungan antara negara dengan masyarakat."

Pemenang The BOBs: 'Bukan revolusi Facebook'

Blogger Tunisia Lina Ben Mhenni yang merupakan pemenang blog terbaik The BOBs menerima penghargaannya di konferensi ini, berargumentasi mengenai pergolakan di Afrika Utara yang disebut-sebut sebagai 'Revolusi Facebook.' "Bukan revolusi Facebook, Twitter ataupun internet. Namun revolusi rakyat, revolusi martabat. Di Tunisia bukan dimulai di internet namun di jalanan. Internet hanyalah alat," jelas Mhenni.

Hak azasi manusia tetap menjadi agenda utama Global Media Forum. Bulan Juni tahun depan, GMF akan digelar untuk kelima kalinya. Tahun 2012, hak azasi manusia akan pendidikan menjadi fokus konferensi.

Siapa tahu peserta asal Portugal, Julia Galvao Alvinho, akan kembali hadir tahun depan. Perempuan ramping berpotongan rambut cepak tersebut menyoroti betapa pentingnya Global Media Forum yang berlangsung selama 3 hari terakhir di Bonn. "Hak azasi manusia kembali menjadi sorotan. Dari apa yang kita lihat dalam satu dekade terakhir, media menjauh dari agenda hak azasi manusia. Berkat forum ini, HAM kembali menjadi fokus."

Matthias von Hein/Carissa Paramita

Editor: Ayu Purwaningsih