1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Google Pertimbangkan Tarik Diri dari Cina

14 Januari 2010

Sebagai protes terhadap sensor Cina dan serangan "hacker" perusahaan AS Google memutuskan untuk mulai menarik diri dari Cina. Dengan demikian, hubungan Cina-AS semakin memburuk.

https://p.dw.com/p/LVeU
Foto: AP

Memang sejak awal hubungan itu tidak harmonis. Perusahaan Google harus melakukan kompromi sangat besar, agar dapat membuka cabang di Cina. Ketika Google mulai meluncurkan program mesin pencari dalam bahasa Cina, perusahaan itu terpaksa bersedia untuk melakukan sensor atas isi situsnya sendiri.

Pasar di Cina yang mencakup 340 juta pengguna sangat memikat, dan saingannya, yaitu mesin pencari Baidu asal Cina semakin kuat. Tetapi setelah terjadinya serangan terarah terhadap infrastruktur Google di Cina, hubungan mungkin akan terputus sepenuhnya.

Serangan "Hacker" Cina

China Schriftzeichen
Situs Google berbahasa CinaFoto: picture-alliance/ dpa

David Drummond dari bagian hukum Google mengatakan, "Kami belum tahu apakah serangan itu terorganisir. Kami tahu serangan itu berasal dari Cina. Pertanyaannya, apakah pemerintah ada di baliknya. Kami tidak menyalahkan siapapun, karena kami belum punya bukti yang pasti." Drummond mengatakan, sudah ada upaya-upaya "hacker" untuk menerobos sistem pengamanan program e-mail Gmail, sehingga e-mail milik para aktivis HAM Cina dapat dibaca. Ia menjelaskan juga, insiden itu bisa jadi hanya spionase industri yang sering terjadi, tetapi banyak orang menduga latar belakangnya politis.

Ketika ditanya tentang masalah ini, jurubicara departemen luar negeri Cina, Jiang Yu mengatakan hari ini (Kamis, 14/01), Cina mengkoordinir semua aktivitas di internet sesuai dengan hukum dan praktek-praktek yang lazim. Ia juga mengatakan kepada wartawan, pemerintahnya menerima perusahaan internet asing untuk beroperasi di Cina, asal mematuhi hukum Cina.

Diperlukan di Cina

Google China
Seorang perempuan muda meletakkan bunga di atas logo Google di depan kantor pusatnya di Cina, sebagai tanda kesedihan, jika Google meninggalkan Cina (13/01/10)Foto: picture alliance/dpa

Menurut sebuah jajak pendapat, 76% pengguna internet Cina kecewa, jika Google menutup situsnya yang berbahasa Cina. Mahasiswi bernama Li Hua mengatakan, "Google menawarkan lebih banyak informasi, terutama yang disensor. "Server" mereka berada di luar negeri. Baidu masih dikontrol seratus persen oleh pemerintah. Jika orang mencari informasi tentang topik-topik yang pelik, harus lewat Google. Kalau Google pergi dari Cina, saya tidak tahu lagi harus mencari di mana."

Google kini menuntut pemerintah menghentikan sensor yang dipaksakan atas perusahaan itu. Jika pemerintah di Beijing menolak, Google mengancam akan menarik diri sepenuhnya dari Cina. Akibat kasus Google, hubungan Cina-AS menjadi tambah buruk. Menteri Luar Negeri AS, Hillary Clinton mengatakan, kini pernyataan pemerintah Cina masih ditunggu.

Hubungan Semakin Tegang

Google China
Bendera Cina di luar kantor Google di BeijingFoto: picture alliance/dpa

Beberapa hari lalu, Cina mengadakan uji coba sistem penangkal roket. Departemen luar negeri Cina menyatakan, tes itu hanya upaya mempertahankan diri dan bukan untuk menyerang. Tetapi uji coba diadakan segera setelah AS mengumumkan pengiriman senjata ke Taiwan. Beijing memprotes hal itu dan menilai AS ikut campur dalam masalah dalam negerinya.

Di samping itu, dalam waktu dekat, Presiden Barack Obama akan bertemu dengan pemimpin spiritual Tibet Dalai Lama. Hal ini juga menyebabkan kejengkelan Cina. Tahun lalu, menjelang kunjungan pertamanya di Cina, Obama membatalkan pertemuannya dengan Dalai Lama di Washington. Lagi pula dalam bidang perdagangan Cina sebelumnya sudah harus menerima pukulan dari AS. Washington menetapkan biaya cukai yang tinggi atas sejumlah produk dari Cina, misalnya pipa baja dan ban mobil.

Menurut laporan koran AS, Washington Post, Menteri Luar Negeri Hillary Clinton berusaha meredakan ketegangan dengan mengatakan, AS dan Cina memiliki hubungan yang matang, di mana perbedaan pendapat dapat diatasi.

Nicole Markwald / Marjory Linardy

Editor: Ging Ginanjar