1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Awalnya Pedagang, Akhirnya Jadi Presiden Singapura

15 September 2017

Dulunya hidup susah, tapi berhasil menimba pendidikan tinggi dan akhirnya sukses. Siapa menyangka, ia dulunya penjual nasi padang?

https://p.dw.com/p/2k2Pt
Singapur Halimah Yacob erste weibliche Präsidentin
Foto: Getty Images/AFP/R. Rahman

Halimah binti Yacob lahir 23 Agustus 63 tahun lalu di Queen Street yang terletak di area Bugis. Ayahnya meninggal ketika ia baru berusia delapan tahun. Bersama saudara-saudaranya, Halimah yang jadi anak bungsu, tinggal di rumah susun yang hanya punya satu kamar.

Agar bisa menghidupi kelima anaknya, ibu Halimah berjualan nasi padang dengan gerobak kecil. Lambat-laun usaha mereka berkembang. Bersama yang lain, Halimah juga membantu ibunya berjualan. Biasanya Halimah membantu membersihkan tempat mereka berjualan, mencuci perkakas yang sudah digunakan, juga merapikan meja dan tempa duduk pelanggan.

Ulet dan rajin ketika kecil

Karena ulet dan rajin, Halimah diterima di SMP dan SMA yang bergengsi. Dari sebagian besar siswa di SMP Chinese Girl's School yang berasal dari etnis Cina, Halimah termasuk segelintir anak etnis Melayu yang bersekolah di sana.

Walaupun rajin bersekolah, Halimah juga harus membantu ibunya, sehingga kadang bolos sekolah. Akibatnya, ketika bersekolah di SMA Tanjong Katong Girl's School, Halimah hampir dikeluarkan dari sekolah. Masa sekolah adalah masa yang sulit baginya. Mereka harus berkali-kali menunggak uang sekolah karena pendapatan tidak cukup.

Walaupun sulit, ia akhirnya berhasil melewati masa itu dan diterima di Fakultas Hukum Universitas Singapura yang jadi salah satu universitas paling bergengsi di negara pulau itu. Ia juga dapat beasiswa dari Islamic Religious Council of Singapore

Singapur Halimah Yacob erste weibliche Präsidentin
Halimah Yacob dan suaminya Mohammed Abdullah AlhabsheeFoto: Getty Images/AFP/R. Rahman

Mulai meniti karir

Setelah selesai kuliah tahun 1978, ia bergabung dengan organisasi perburuhan Singapura, National Trades Union Congres (NTUC). Di organisasi itu, Halimah awalnya hanya anggota biasa, dan akhirnya jadi Deputi Sekretaris Jenderal, setelah 30 tahun berkecimpung. Dan sekarang, ia pun populer di kalangan buruh.

Tahun 2001, Perdana Menteri ketika itu, Goh Chok Tong, mengajak Halimah untuk terjun ke dunia politik. Ia kemudian jadi anggota parlemen mewakili daerah pemilihan Jurong. Ketika itu ia sudah menoreh sejarah dengan menjadi perempuan pertama dari etnis Melayu yang jadi anggota parlemen. Akhirnya Halimah juga jadi ketua Dewan Perwakilan Rakyat.

Singapur Halimah Yacob
Foto: picture-alliance/AP Photo/Heng Sinith

Kini ia kembali mengukir sejarah, dengan menjadi presiden perempuan pertama Singapura. Berdasarkan Undang-Undang, calon presiden kali ini hanya boleh dari etnis Melayu. Dan Halimah dinyatakan sebagai satu-satunya dari tiga calon, yang layak diperhitungkan jadi presiden oleh Komite Pemilihan Presiden.

Sebagai calon tunggal akhirnya Halimah Yacob, ibu dari lima anak, akhirnya diambil sumpahnya jadi presiden perempuan pertama Singapura Rabu, 13 September 2017.

Meskipun jadi kepala negara, Halimah tetap ingin hidup sederhana. Ia ingin terus menetap di rumah susun di Yishun, Sungapura utara, yang sudah didiaminya sejak jadi Ketua Parlemen.

ml/hp (rtr, dpa, kompas.com)