1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Hantu Baru Bagi Rezim Komunis Cina

7 Desember 2013

Kelompok reformis “Gerakan Warga Baru“ meluas di Cina dan menarik perhatian luas lewat aktivitas perkumpulannya yang rileks – dengan sturktur sel yang longgar – tapi membuat rezim komunis cemas.

https://p.dw.com/p/1AUKM
China Kommunistische Partei Hammer und Sichel Logo Polizist
Foto: TEH ENG KOON/AFP/Getty Images

Advokasi politik terbuka di Cina sering dikaitkan dengan lingkaran kecil garis keras, tapi gerakan tanpa bentuk yang bertujuan membuat semua orang menjadi aktivis, mendorong tindakan keras dari pemerintah Cina.

Untuk pertama kalinya, tiga orang yang menggambarkan diri mereka sebagai anggota gerakan diadili pekan ini atas tuduhan “pertemuan ilegal“ setelah mereka menampilkan spanduk yang menyerukan kepada para pejabat untuk mengungkapkan aset pribadi mereka sebagai bagian dari gerakan anti korupsi.

Presiden Cina Xi Jinping telah melancarkan kampanye melawan korupsi yang mendapat perhatian luas, tapi Partai Komunis Cina (PKC) menindas semua aktivitas yang mungkin akan menjadi bola salju protes menentang kekuasaan, dan kini mulai memilih “Gerakan Warga Baru“.

Organisasi tanpa bentuk

Meski demikian jaringan ini begitu menyebar sehingga tak ada pengamat atau anggotanya yang bisa mengatakan berapa banyak orang ditangkap, atau bahkan berapa banyak orang yang terlibat dalam gerakan.

“Gerakan Warga Baru tidak punya konstitusi atau organisasi yang ketat, juga tak punya pemimpin yang jelas atau mengatur anggotanya,” kata Teng Biao, seorang pengacara pembela hak asasi manusia terkenal dan menjadi salah satu tokoh sentral dalam gerakan itu.

“Ini adalah sebuah gerakan berbasis internet dengan banyak pusat,“ kata dia. “Semua warga yang ingin mengambil tanggung jawab sebagai warga negara bisa ikut.”

Gerakan itu diartikulasikan pada pertengahan 2012 oleh pengacara HAM terkenal Beijing, Xu Zhiyong, yang ditangkap pertengahan tahun ini.

Ia menggambarkan sebuah pengelompokan politik, sosial dan budaya yang “menghancurkan hak istimewa korupsi, penyalahgunaan kekuasaan… dan membangun sebuah tatanan baru keadilan dan kejujuran“.

Para anggota kelompok ini bukan “subyek“ maupun “massa“, kata dia, tapi merupakan para pembela kontrak sosial yang mengadakan pertemuan makan malam untuk mendiskusikan berbagai isu dan melakukan sejumlah tindakan yang lebih beresiko seperti turun ke jalan untuk mengekspresikan tuntutan mereka.

Ia mendesak rakyat Cina untuk “menyebarluaskan semangat Warga Baru” melalui internet, brosur di jalanan dan T-shirts, mendiskusikan kebijakan publik, dan menjunjung hak asasi dengan mengajukan gugatan hukum dan memfoto berbagai peristiwa ketidakadilan di tengah masyarakat.

Diberi visi dan nama

Aktivitas seperti itu telah dilakukan tapi Xu meningkatkan aksi mereka dengan menyediakan visi dan merek nama.

Ia membuat sebuah logo – huruf “warga Negara” sebagaimana ditulis Sun Yat-sen, yang dianggap sebagai pendiri Cina modern dan juga pahlawan bagi partai komunis.

Teng memperkirakan bahwa makan malam bulanan dilakukan di 30 kota, yang masing-masing dihadiri antara 20 hingga 200 orang, dan bahwa lebih dari 40 orang telah ditangkap, sementara organisasi HAM Human Rights Watch menghitung jumlah yang ditangkap mencapai 16 orang.

Para peserta kelompok itu bervariasi mulai dari pengacara hingga buruh, kata Teng, yang dikenal sejak lama sebagai pembangkang yang pernah menjalani hukuman penjara.

Diantara “orang awam“ yang paling terlibat adalah Wang Gongquan, seorang pengusaha milyarder dan teman Xu yang ditangkap pada September lalu.

Pembangkang terkenal Beijing Hu Jia, yang bergabung dalam gerakan, mengatakan bahwa dengan sifat yang terbuka dan bisa diakses, gerakan ini akan bisa bertahan lama.

Tapi gerakan ini dituduh terlalu moderat untuk mendorong perubahan di dalam sistem dan terlalu konfrontatif, yang menyebabkan lonjakan orang-orang yang ditangkap, tambah dia.

Pada acara makan malam, para peserta mengusulkan topik mereka sendiri, dari mulai perampasan tanah oleh pemerintah hingga kamp kerja paksa, cara yang dimaksudkan sebagai sebuah metode latihan berdemokrasi.

Tuntutan mereka termasuk menyerukan kepada para pejabat pemerintah untuk mempublikasikan kekayaan mereka dan memperbaiki akses para pendatang atas pendidikan di kota mereka.

Kecemasan Beijing

Gerakan itu direspon pemerintah dengan penangkapan-penangkapan atas tuduhan mengganggu ketertiban umum dan pertemuan ilegal.

“Mereka cemas bahwa Gerakan Warga Baru akan meluas, dan melalui kegiatan makan malam banyak orang yang akan mendiskusikan berbagai masalah politik dan membentuk sebuah organisasi, dan organisasi itu akan berkembang menjadi sebuah gerakan jalanan – dan gerakan jalanan adalah yang paling mereka takutkan,“ kata Hu.

Salah satu keunggulan model Gerakan Warga Baru ini adalah “organisasi yang kurang terorganisir” sehingga mereka akan bisa bertahan jika ada individunya yang ditangkap, kata Eva Pils, dari Centre for Rights and Justice di Chinese University of Hong Kong.

“Tidak adanya kepemimpinan berarti bahwa mengirimkan satu orang ke penjara atau menahan mereka sementara tidak berarti akan membuat semuanya rusak,” kata dia.

“Ia memiliki kemampuan untuk menghilang dan muncul kembali, secepat orang-orang untuk terkoneksi secara onlilne.”

ab/hp (afp,ap,rtr)