1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

210909 Erwartungen Obama-Gipfel

22 September 2009

Semua pihak menurunkan harapan bagi pertemuan Obama, Netanyahu dan Abbas, Selasa (22/09) di New York. Dengan kedua pihak bertahan di posisi masing-masing, pertemuan itu akan menghasilkan jabat tangan belaka.

https://p.dw.com/p/JmDk
Presiden Palestina Abbas, PM Israel Netanyahu dan simbol perdamaian.

Media Israel menilai undangan Presiden AS untuk menghadiri pertemuan tiga pihak dengan Presiden Palestina sebagai keberhasilan PM Israel.

Benyamin Netanyahu bertahan dari tekanan Amerika, ia tidak menyerah pada desakan Washington dan Palestina untuk menghentikan pembangunan pemukiman di daerah pendudukan, sebelum pertemuan di New York bisa dilaksanakan. Demikian harian „Ma'ariv“ merangkum suasana di kubu pemerintahan Israel.

PM Netanyahu akan mempertahankan pembangunan pemukiman pada pertemuan tiga pihak di sela-sela Sidang Umum PBB itu, demikian pernyataan yang dikeluarkan kantor PM, Selasa pagi. Wakil Menlu Israel Danny Ayalon mencoba mengurangi harapan yang memuncak.

"Makna pertemuan itu terletak pada pelaksanaannya. Sifat keras kepala Amerika mengalahkan penolakan Palestina. Tapi jika Mahmud Abbas berpikir ia punya hak veto di sini, dan bisa memanfaatkan situasi, dimana pemerintah baru AS bisa digunakan untuk menambah tekanan terhadap Israel, maka Abbas harus paham bahwa pemerintah Israel tidak gentar, tidak mengubah sikap, tidak menyerah terhadap tekanan. Saya pikir pendirian kita akan membawa hasil“, kata Ayalon.

Menteri dan politisi berpengaruh dari partai Likud, Benny Begin, memuji sikap ketua partainya Benyamin Netanjahu yang tidak menyerah terhadap tekanan Obama.

"Orang bisa menyalahkan kekeliruan atau kurangnya pemahaman politik Amerika atau Eropa pada pihak pimpinan PLO dan sebagian negara Arab. Mereka mengira bisa menyajikan kepala orang Israel di atas nampan plastik murahan dari McDonalds. Hal itu tidak mungkin dan karenanya tidak akan terjadi“, kata Begin.

Ketua juru runding Palestina Saed Erekat membantah pernyataan Israel bahwa penghentian pembangunan pemukiman di kawasan pendudukan Gaza adalah prasyarat dari Palestina agar pertemuan tiga pihak bisa terwujud. Penghentian aktivitas pembangunan di pemukiman Yahudi, termasuk di bagian timur Yerusalem, merupakan kewajiban Israel sejak kesepakatan peta perdamaian "Roadmap“ tahun 2003.

Kepada media-media Arab Presiden Palestina Mahmud Abbas menekankan, "Jika Israel tertarik melakukan perundingan, hentikan dulu pembangunan pemukiman, setelah itu baru kita bicarakan pokok masalahnya.“

Organisasi radikal Hamas yang berkuasa di Jalur Gaza kembali menuduh Abbas ingkar janji. Walau pernah menyatakan hanya akan bertemu PM Israel jika pembangunan pemukiman dihentikan sepenuhnya, tapi toh pertemuan tetap dilakukan di New York.

Petinggi Hamas yang juga mantan PM Palestina, Ismail Haniya mengatakan di Gaza City, baik PLO yang dipimpin Mahmud Abbas maupun organisasi lain tidak berhak merusak prinsip-prinsip yang dijunjung rakyat Palestina.

Pertemuan tiga pihak antara Presiden AS Obama, Presiden Palestina Abbas dan PM Israel Netanyahu akan berlangsung Selasa ini (22/09) di New York.

Clemens Verenkotte/ Renata Permadi

Editor : Hendra Pasuhuk