1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Harapan Penyelesaian Konflik Atom Iran Semakin Tipis

4 November 2009

Iran akan menolak segala bentuk dialog apapun, jika hasilnya sudah ditentukan oleh Amerika Serikat. Demikian dikatakan pemimpin spiritual Khamenei dalam pidato di depan ribuan mahasiswa.

https://p.dw.com/p/KOEh
Pemimpin spiritual Iran Ayatollah Ali KhameneiFoto: AP

Ayatollah Ali Khamenei meyampaikan pidatonya ini di malam menjelang peringatan 30 tahun pendudukan Kedutaan Amerika Serikat oleh kaum mahasiswa radikal di Teheran. Menurut Khamenei, dialog semacam itu bagaikan hubungan kambing dan srigala, tidak seimbang dan tidak adil. Pernyataan pemimpin tertinggi Iran itu meredupkan lagi harapan akan tercapainya kemajuan dalam perundingan sengketa nuklir Iran. Sebelumnya, di Maroko, Menteri Luar Negeri AS Hillary Clinton mendesak Iran untuk menerima proposal PBB yang disusun Direktur Badan Energi Atom Internasional IAEA Mohamad El Baradei. Clinton mengingatkan, proposal itu bahkan sudah disepakati secara prinsip sejak awal oleh Iran.

Iran memang sempat menyatakan kesediaan bekerja sama. Namun negeri Persia itu menuntut perubahan pada sejumlah pasal penting rancangan kesepakatan itu. Duta Besar Iran di IAEA, Ali Ashgar Soltanieh meminta dilakukannya apa yang disebutnya pertemuan-pertemuan teknis di markas besar IAEA di Wina, Austria, untuk membahas berbagai urusan teknis yang masih menjadi masalah dari sudut pandang Iran, khususnya mengenai jaminan atas pasokan bahan baku nuklir. Iran sudah menyampaikan jawaban resmi ke IAEA awal pekan ini, yang diyakini isinya berintikan permintaan perubahan besar-besaran pada rancangan PBB.

Prancis dan Inggris menuduh, Iran cuma menjalankan taktik menunda-nunda. Menteri Luar Negeri Inggris David Millband memperingatkan bahwa kesabaran masyarakat internasional ada batasnya. Sedangkan Menteri Luar Negeri Prancis Bernard Kouchner menyatakan, upaya membuang waktu semacam itu tidak bisa diterima.

Di markas besar PBB di New York, pimpinan IAEA El Baradei menyerukan semua pihak untuk berkompromi. Namun ia menegaskan keharusan Iran untuk menerima rancangan kesepakatan penyelesaian sengketa nuklir itu.

Iran mengisyaratkan kesediaan untuk mengurangi pengayaan nuklir dalam negerinya, namun dengan tegas menolak menghentikan sepenuhnya. Di sisi lain, Iran menunjukan lebih tertarik untuk membeli langsung bahan baku nuklir di pasar dunia, dan bukan mengirim uranium mereka untuk diperkaya di negara ketiga seperti Rusia dan Prancis sebagaimana diusulkan IAEA. Masalahnya, kata Dubes Iran Ali Asghar Sultanieh, Iran punya pengalaman buruk di masa lalu, ketika membeli bahan baku dari Argentina. Ketika itu mereka sudah membayar, tapi bahan baku nuklir itu tidak mereka dapatkan.

GG/HP/afp/rtr