1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Hari Peringatan 20 Tahun Musibah Chernobyl

26 April 2006

Musibah kebocoran instalasi Chernobyl yang terjadi 20 tahun silam, tidak hanya merubah Eropa, namun juga menggulirkan sejarah baru.

https://p.dw.com/p/CJdO

Tidak dapat dielakkan waktu itu fungsionaris Rusialah yang menentukan cara penanggulangannya. Untuk menutupi-nutupi sebuah musibah yang menyebabkan ratusan zat radiokatif berterbangan, mereka membohongi rakyat. Bahkan mantan Sekretaris Jenderal Partai Komunis Uni Soviet Michail Gorbatschow tidak diberi tahu apa yang terjadi sesungguhnya. Akibatnya, Gorbachev semakin menjauh dari partainya yang mengangkatnya menjadi sekjen sekaligus pemimpin Uni Soviet. Selama enam tahun berikutnya Gorbachev menjalankan reformasi. Ia memperlonggar operasi politik Soviet dan menuntut transparensi. Usaha Glasnot dan Peristroikanya Gorbachev untuk mendemokrasi negara raksasa itu menyebabkan terpecah-pecahnya Uni Soviet, karena negara-negara yang selama ini tertekan di dalam pemerintah persatuan Soviet satu-persatu memerdekakan diri. Beberapa tahun kemudian perang dinginpun berakhir. Semua peristiwa bersejarah ini berawal dari peristiwa Chernobyl.

Chernobyl merubah politik energi berbagai negara. Masyarakatnya menyadari betapa dahsyat akibat yang dihasilkan sebuah reaktor nuklir. Partai-partai „hijau“ yang menuntut agar pemerintahannya mencari alternatif lain, daripada tenaga nuklir sebagai pembangkit listrik dan sebagainya, mengambil bagian penting di parlemen Eropa. Sejak itu, banyak negara Eropa mulai melirik energi alternatif lain dan pengembangan tekniknya didukung oleh pemerintah. Terutama masyarakat Jerman boleh bangga, selain mengumpulkan dana dan obat-obatan untuk disumbangkan kepada para korban Chernobyl, negara itu dapat dikatakan sebagai pelopor dalam pemanfaatan teknik energi baru.

Sejak terjadinya ledakan reaktor yang menghancurkan hidup dan masa depan ratusan ribu manusia, berbagai organisasi non pemerintah, partai-partai dan pemerintahan bersama-sama berupaya keras menanggulangi segala dampak bencana Chernobyl. Pancaran radioaktif yang meluap akibat rusaknya sebuah reaktor menyebabkan pencemaran 400 kali lebih hebat dibanding akibat melutsnya bom atom di Hiroshima. Pencemaran telah mencapai daerah yang sangat luas, dan sebetulnya daerah tersebut tidak boleh dihuni. Namun, karena keterbatasan keuangan puluhan ribu manusia yang mengungsi, kembali ke kampungnya yang terletak di daerah perbatasan Ukraina dan Belarusia. Kembalinya para pengungsi membuat pejabat setempat khawatir, karena tidak memiliki fasilitas yang memadai untuk mengatasi pencemaran yang belum kunjung berakhir.

Duapuluh tahun sudah berlalu, pencemaran akibat bencana Chernobyl akan tetap berlangsung dalam waktu yang lama. Angka bayi, yang lahir cacad meningkat terus, demikian juga penderita kanker. Sepantasnya kita bantu para korban Chernobyl, karena beban mereka seharusnya ditanggung oleh masyarakat Eropa Timur bersama masyarakat Eropa Barat.