1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Hercules Jatuh Karena Kerusakan Mesin?

2 Juli 2015

Jatuhnya Hercules C130 di Medan diduga karena mengalami kerusakan mesin. TNI sendiri membantah kecelakaan terjadi lantaran usia pesawat atau karena kelebihan muatan.

https://p.dw.com/p/1FrcV
Indonesien Flugzeugabsturz
Foto: picture alliance/landov/Haryono

Pesawat Hercules C130 milik TNI Angkatan Udara yang jatuh di Medan diyakini mengalami kerusakan mesin. Dugaan tersebut dinyatakan oleh Panglima Komando Operasi Udara I, Marsekal Muda Agus Dwi Putranto. Tapi ia menepis kabar bahwa pesawat kelebihan muatan ketika lepas landas.

Hercules C-130 buatan Lockheed Martin itu jatuh menghantam pemukiman penduduk cuma dua menit setelah mengudara. Temuan awal mengungkap pesawat berusia 51 tahun itu gagal mencapai kecepatan maksimal lantaran salah satu mesinnya rusak.

"Ada kemungkinan mesinnya mati," kata Dwi Putranto. "Pesawat belum mencapai kecepatan yang cukup, salah satu mesin mati, oleng ke kanan. Pesawat bergeser. Sebelum infact itu, dia menabrak antena," ujarnya.

Bukan Karena Kelebihan Muatan

Menurutnya permintaan pilot untuk kembali ke pangkalan udara sesaat setelah lepas landas "menandakan ada masalah." Saksi mata sebelumnya melaporkan pesawat oleng dan asap hitam membumbung dari salah satu sayap pesawat.

Namun begitu Dwi menepis dugaan pesawat kelebihan muatan. "Enggak mungkin," katanya. Hercules C130 yang dipiloti Kapten Sandy Permana itu mampu mengangkut hingga 12,5 ton. Sementara penumpang, awak dan bobot angkutan menurut Dwi paling berbobot maksimal hingga 9 ton.

Jatuhnya Hercules C130 di Medan ditanggapi oleh Istana Negara dengan janji modernisasi sistem alutsista TNI. Namun menurut Dwi, dugaan pesawat jatuh karena usia yang uzur tidak benar. "Tidak ada pesawat jatuh karena usia," ujarnya kepada harian Merdeka, "sebab, pesawat ada pemeriksaan rutin berkala yang sudah ada standarnya dari Lockheed."

Pandangan Dwi tidak keliru. Militer Jerman misalnya hingga kini masih menggunakan pesawat angkut Transall C-160 yang rata-rata berusia lebih dari 40 tahun. Masa bakti pesawat uzur tersebut bahkan diperpanjang menyusul masalah yang dialami pesawat angkut Airbus A400M.

Penumpang Gelap

Saat ini TNI AU melakukan perawatan pesawat setiap 50 jam terbang. Pesawat yang naas di Medan juga sebelumnya telah dinyatakan layak terbang. "Anggota kami cukup tekun dalam memperbaiki dan memoles. Luar biasa kemampuan yang mereka miliki," kata Panglima TNI Jenderal Moeldoko seperti dilansir Tempo.

Pesawat Hercules C130 itu mengangkut 122 penumpang saat lepas landas dari Medan. Sebelumnya pesawat melakukan perjalanan dari Jakarta dan dijadwalkan terbang ke pulau Bintan dan Natuna.

Sebagian penumpang diduga "bukan berasal dari keluarga TNI". Salah seorang keluarga korban, Janson Halomoan Sinaga yang kehilangan lima orang kerabat dalam kecelakaan, mengklaim korban membayar untuk bisa terbang.

TNI membantah menerima uang untuk warga sipil non TNI untuk perjalanan udara dengan Hercules.


rzn/vlz (afp,rtr,merdeka,tempo,kompas,pr)