1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Kendalikan Pesawat dengan Pikiran

3 Juni 2014

Sebuah studi mengungkap, seorang pilot dapat mengendalikan pesawat lewat pikiran. Hasil penelitian cukup menjanjikan. Pilot bahkan bisa mendaratkan pesawat dalam cuaca buruk dan jarak pandang yang terbatas

https://p.dw.com/p/1CAyr
Symbolbild - Cockpit
Foto: Fotolia/Marcito

Pilot masa depan bisa mengendalikan pesawat cuma dengan mengandalkan pikiran, begitulah hasil studi yang dibuat oleh Institut Dinamika Sistem Teknik Penerbangan di Universitas Teknologi München.

Studi yang mengusung tujuh pilot dengan berbagai tingkat pengalaman itu mengungkap, pilot bisa mengirimkan perintah kepada mesin dan sayap lewat pikiran. Uji coba dilakukan di sebuah simulator pesawat.

Selama penelitian, ilmuwan menggunakan elektroda Elektroensefalografi yang dipasang di bagian kepala dan mampu menganalisa aktivitas elektrik di kepala serta menerjemahkan sinyalnya ke dalam bentuk perintah. Proses tersebut dikawal oleh algoritma yang dikembangkan oleh ilmuwan di Universitas Teknologi Berlin.

Kendali lewat Imajinasi

Pilot tidak diizinkan menyentuh perangkat penerbangan seperti pedal atau alat kendali selama penelitian.

Menurut ilmuwan, tingkat akurasi pengendalian pesawat dengan menggunakan perintah pikiran memenuhi persyaratan uji kelayakan dan kemampuan seorang pilot sebelum menerima izin penerbangan komersil. Beberapa subyek bahkan mampu mendaratkan pesawat dengan daya penglihatan yang terbatas.

"Bukan pikiran yang mengarahkan pesawat," kata pakar penerbangan Tim Fricke yang mengepalai studi yang bernama Brainflight tersebut. "Pilot membayangkan gerakan tangan pada alat kendali. Jika ia tidak melakukan apapun, pesawat tetap terbang pada rutenya."

Rute penerbangan tidak terganggu jika pilot berpikir tentang makanan misalnya. Karena rasa lapar mengaktivkan neuron otak yang tidak berhubungan dengan fungsi pengendali, kata Fricke. "Untuk pertama kalinya studi ini dilakukan dengan menggunakan simulator asli," katanya.

Kemampuan Otak Manusia Mengendalikan Pesawat

Fricke juga pernah melakukan studi serupa dengan memakai pesawat tak berawak dan kendaraan roda empat.

Kendati menjanjikan, studi tersebut memiliki sejumlah kelemahan. Antara lain, pilot akan merasakan resistensi pada alat kendali jika ia mengubah rute penerbangan. Dalam kasus semacam itu pilot harus menggerakkan alat kendali dengan lebih keras untuk melakukan putaran tajam.

Ilmuwan kini mencari cara agar resistensi alami semacam itu juga bisa dideteksi oleh otak. Fricke mengklaim, eksperimennya juga ingin mengungkap apakah otak manusia bisa mempelajari cara mengendalikan pesawat tanpa sang pilot perlu membayangkan tangannya menggerakkan alat kendali.

Namun Fricke buru-buru menambahkan, "penelitian ini akan memakan waktu bertahun-tahun atau mungkin beberapa dekade hingga matang secara teknis."

rzn/hp (dpa,ap)