1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
KonflikAsia

India Minta Klarifikasi Cina atas Penculikan Warga Sipil

7 September 2020

Militer India mengirim pesan kepada tentara Cina bahwa ada warga sipil yang hilang di wilayah perbatasan, Arunachal Pradesh. Namun, hingga saat ini belum ada tanggapan dari Cina terkait hilangnya warga India tersebut.

https://p.dw.com/p/3i5sQ
Anggota militer India berjaga di daerah perbatasan Ladakh
Anggota militer India berjaga di daerah perbatasan LadakhFoto: picture-alliance/Pacific Press/S. Hameed

Angkatan Darat India mengatakan pada hari Senin (07/09) pihaknya telah meminta konfirmasi dari Cina terkait hilangnya lima warga sipil India di daerah perbatasan, yakni di negara bagian Arunachal Pradesh.

Mereka yang hilang diketahui tengah berburu.

"Kami berbicara dengan mereka (Cina) melalui telepon dan memberi tahu mereka bahwa ada beberapa warga India yang telah menyebrang ke daerah perbatasan sisi Cina dan kami akan berterima kasih jika Anda dapat menyerahkan mereka kembali, seperti yang biasa kami lakukan," kata Letnan Kolonel Harsh Wardhan Pande, juru bicara Kementerian Pertahanan India.

Pande mengatakan pihaknya belum mendapat kabar dari Cina. Sementara Tentara Pembebasan Rakyat Cina (PLA) belum bisa dimintai komentar.

India dan Cina tidak pernah menyetujui posisi pasti dari perbatasan 3.500 km itu, dan pasukan mereka - dua pasukan terbesar di dunia - berhadapan muka secara langsung di banyak titik di sepanjang medan yang menantang itu.

Baik India dan China telah mencurahkan uang dan tenaga untuk membangun jalan, jalur kereta api, dan lapangan udara di sepanjang Garis Kendali Aktual (LAC) - batas de facto yang memisahkan mereka - serta memperbarui perangkat militer mereka di wilayah tersebut.

Pada musim panas 2017, dua negara itu terlibat perselisihan di dataran tinggi Doklam, jauh di sebelah timur Ladakh.

Pada Juni lalu, sebanyak 20 tentara India tewas dalam sebuah bentrokan dengan militer Cina di Ladakh, wilayah Kashmir yang menjadi sengketa, di tengah meningkatnya ketegangan antara kedua negara.

ha/rap (Reuters)