1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Indonesia Bentuk "Crisis Center" Penyanderaan di Filipina

25 April 2016

Menko Politik, Hukum, dan Keamanan (Polhukan) Luhut Pandjaitan menerangkan, Indonesia akan membentuk crisis center menghadapi kasus penyanderaan warga Indonesia oleh kelompok militan Abu Sayyaf di Filipina Selatan.

https://p.dw.com/p/1Ic5P
Luhut Binsar Pandjaitan: Indonesischer Minister für Politik
Foto: picture alliance / dpa / I. Irham

"Kami berharap ini akan mulai bekerja sesegera mungkin," kata Menko Polhukam Luhut Panjaitan kepada wartawan di Jakarta.

Minggu yang lalu, Indonesia menyatakan khawatir bahwa lonjakan pembajakan di perairan antara Indonesia dan Filipina bisa meluas seperti yang terjadi di Somalia. Kapal-kapal Indonesia diminta untuk menghindari kawasan berbahaya itu.

Hingga kini ada 18 warga Indonesia dan Malaysia yang disandera dalam tiga serangan terpisah terhadap kapal tunda dalam beberapa minggu terakhir di perairan Filipina. Pelakunya diduga kelompok-kelompok yang berafiliasi dengan jaringan militan Abu Sayyaf.

Abu Sayyaf yang mendeklarasikan diri sebagai bagian dari ISIS di Irak dan Suriah, menuntut uang tebusan sebesar 50 juta peso (sekitar US$ 1.100.000) untuk membebaskan para sandera. Tapi pemerintah Indonesia menyatakan tidak berniat membayar uang tebusan.

Infografik Abu Sayyaf Englisch
Daerah operasi jaringan militan Abu Sayyaf

Filipina sebelumnya mengimbau kepada negara-negara asal sandera agar tidak membayar uang tebusan, agar aksi penculikan tidak menjadi bagian dari 'industri penculikan'.

Juru bicara Kepresidenan Filipina kini menerangkan, Presiden Benigno Aquino III sudah memerintahkan operasi penyelamatan empat sandera Abu Sayyaf yang terancam dibunuh.

"Presiden Aquino telah meminta Kepala Angkatan Bersenjata Filipina Glorioso Miranda dan Kepala Kepolsian Ricardo Marquez untuk menjalankan operasi penegakan hukum operasi guna penyelamatan sandera," kata Menteri Komunikasi Herminio Coloma Jr.

Philippinen Taguig City Militär Parade Soldaten
Pasukan Filipina diperintahkan membebaskan sanderaFoto: picture-alliance/dpa/F. Malasig

Oktober 2015, empat orang diculik oleh kelompok militan Abu Sayyaf di Samal Island, antara lain dua warga Kanada dan satu warga Norwegia. Para penculik sekarang mengancam akan memenggal kepala salah satu sandera dan memberi batas waktu sampai Senin sore (25/04). Kelompok itu menuntut pembayaran uang tebusan 4 miliar peso.

Indonesia akan mendirikan pusat krisis, yang dipimpin oleh Presiden Joko Widodo, untuk menangani situasi keamanan yang melibatkan warganya di luar negeri, seorang menteri senior mengatakan pada hari Senin, menyusul penculikan terbaru pelaut Indonesia di perairan Filipina.

hp/ml (rtr,ap, inquirer.net)