1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Indonesia-Denmark Luncurkan Peta Energi Angin

2 Mei 2017

Pemerintah menjalin kerjasama dengan Denmark meluncurkan peta energi angin di Indonesia. Peta ini penting bagi pelaku usaha dalam menentukan wilayah yang memiliki potensi untuk dibangun Pembangkit Listrik Tenaga Bayu.

https://p.dw.com/p/2cCyf
USA Windkraft in Texas
Foto: Getty Images/S. Platt

Di Jakarta, hari Selasa (02/05), Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM Ignatius Jonan bersama  Menteri Kerjasama dan Pembangunan Denmark Ulla Tornaes meluncurkan Peta Potensi Energi Angin di Indonesia.

Kerjasama ini merupakan bentuk dukungan pemerintah Denmark kepada Indonesia untuk bisa memenuhi target penggunaan energi terbarukan sebesar 25 persen dari total konsumsi energi nasional tahun 2025.

Hingga 2025, pemerintah menargetkan pengembangan potensi Pembangkit Listrik Tenaga Bayu atau Angin (PLTB) sebesar 2.500 MW.

Peta Potensi Energi Angin Indonesia menyediakan informasi mengenai potensi energi angin yang dimiliki negara Indonesia. Sehingga diharapkan dapat membantu pemerintah dan pelaku usaha dalam menentukan wilayah yang memiliki potensi untuk dibangun Pembangkit Listrik Tenaga Bayu atau Angin.

Dikutip dari Kompas, menurut Jonan, potensi listrik tenaga angin di tanah air cukup tinggi, namun meski Indonesia merupakan negara kepulauan, tidak semua wilayahnya punya potensi energi angin. "Kita punya paling tidak 500 kota dan kabupaten di Indonesia, tapi tidak semua butuh Pembangkit Listrik Tenaga Bayu atau Angin (PLTB), jadi Denmark bisa memilih wilayah di mana bisnis ini sesuai,"  papar Jonan dalam acara Forum Bisnis Indonesia-Denmark.

Dikutip dari laman resmi Kementerian ESDM, Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM Rida Mulya, mengungkapkan Denmark mengakui bahwa Indonesia memiliki potensi yang besar pada sektor tenaga angin. Namun sayang, pemanfaatannya belum maksimal. "Investasi pengembangan energi angin sudah jalan satu di Janeponto dan satu di Sidrap masing-masing dengan kapasitas 75 MW dan 70 MW," papar Rida.

Selain mendukung pencapaian target 25 persen energi baru terbarukan hingga tahun 2025, menurut Rida, pengembangan PLTB diharapkan membantu pengurangan emisi sebesar 29 persen di 2030. 

ap/vlz (kompas/jakartapost/kementerianESDM)